Jakarta (buseronline.com) – Menjelang perayaan Idul Fitri, Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan pengendalian penyakit mulut dan kuku (PMK) tetap optimal di seluruh Indonesia.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa timnya terus siaga dalam menangani penyebaran PMK untuk menjamin ketersediaan ternak yang sehat dan aman.
Mentan Amran mengungkapkan bahwa saat tren kasus PMK meningkat pada awal tahun, Kementan segera mengalokasikan anggaran sebesar Rp100 M untuk menyediakan 4 juta dosis vaksin. Upaya ini terbukti efektif, dengan tren kasus PMK saat ini mulai melandai.
“Begitu ada PMK, Rp100 M langsung kami geser. Dan jutaan vaksin itu telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Alhamdulillah, tren kasus PMK saat ini sudah menurun,” ujar Mentan Amran dalam konferensi pers, Selasa.
Untuk memastikan pengendalian tetap optimal, Kementan menerapkan pemantauan harian melalui portal Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional Terpadu (iSIKHNAS) guna mengantisipasi lonjakan lalu lintas ternak menjelang Idul Fitri.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Agung Suganda menjelaskan bahwa ternak yang baru tiba di lokasi tujuan sering mengalami penurunan daya tahan tubuh akibat perjalanan panjang, sehingga lebih rentan terhadap penyakit.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau peternak untuk segera melaporkan jika menemukan ternak sakit agar bisa ditangani dengan cepat.
Sebagai langkah pencegahan, Kementan telah melaksanakan Bulan Vaksinasi PMK pada Januari-Maret 2025 dan akan melanjutkan vaksinasi ulangan pada Juli-September 2025.
Hingga saat ini, capaian vaksinasi nasional dari APBN mencapai 1.078.189 dosis atau 68,10% dari target distribusi 1.583.200 dosis.
Sementara itu, vaksinasi dari APBD, hibah, CSR, feedlot, dan mandiri telah mencapai 607.462 dosis, sehingga total vaksinasi nasional mencapai 1.688.651 dosis.
“Angka ini terus meningkat karena petugas masih melakukan vaksinasi dan pelaporan melalui iSIKHNAS. Kami menargetkan minimal 70% cakupan vaksinasi,” tambah Agung.
Direktur Kesehatan Hewan Kementan Imron Suandy menyatakan bahwa pemerintah telah mendistribusikan obat-obatan dan logistik pendukung ke berbagai daerah guna mempercepat pengendalian PMK.
Bantuan ini mencakup antibiotik, vitamin, analgesik, disinfektan, dan peralatan medis lainnya.
Berdasarkan evaluasi nasional per 24 Maret 2025, sebagian besar provinsi telah mencapai target vaksinasi di atas 60%, dengan beberapa daerah bahkan melampaui 80%.
Selain vaksinasi, pengendalian PMK juga dilakukan melalui pengawasan ketat lalu lintas hewan, penerapan biosekuriti, penyediaan pakan berkualitas, serta pemeriksaan kesehatan hewan secara rutin.
“Tidak cukup hanya mengandalkan vaksinasi. Semua aspek harus diperhatikan secara berkelanjutan,” tegas Imron.
Sebagai langkah strategis, Kementan terus berkoordinasi dengan dinas peternakan provinsi, kabupaten/kota, serta balai veteriner di seluruh Indonesia untuk memastikan penanganan PMK berjalan efektif.
Sistem pengawasan lalu lintas ternak yang ketat serta penggunaan aplikasi pemantauan yang diawasi oleh Pejabat Otoritas Veteriner (POV) menjadi langkah utama dalam mencegah penyebaran PMK antarwilayah.
“Kami mengharapkan dukungan dari semua pihak, termasuk peternak, pelaku usaha peternakan, dan masyarakat, agar upaya ini berhasil. Pastikan ternak sudah divaksin PMK dan memiliki Sertifikat Veteriner sebelum dilalulintaskan,” pungkas Imron.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR RI pada 11 Maret 2025, Mentan Amran menegaskan bahwa Kementan bergerak cepat dalam menangani PMK. “Begitu ada PMK, anggaran Rp100 M langsung kami geser. Sekarang PMK sudah melandai,” ujarnya di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta.
Dengan berbagai upaya ini, pemerintah berharap dapat menjaga pasokan ternak yang sehat dan aman menjelang perayaan Idul Fitri 2025. (R)