Doloksanggul (buseronline.com) – Prestasi membanggakan kembali ditorehkan oleh pelajar asal Sumatera Utara. Fajirah Hasana Habeahan, siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Humbang Hasundutan (Humbahas), berhasil lolos Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 dan diterima di Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, Universitas Indonesia (UI).
Fajirah, yang berasal dari Desa Matiti, Kecamatan Doloksanggul, mengaku sangat bersyukur dan bangga atas capaian tersebut. Ia tidak menyangka impiannya untuk bisa menjadi bagian dari salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia akhirnya terwujud.
“Ini adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan terbesar bagi saya, keluarga, dan sekolah. Jujur, saya tidak pernah menyangka bisa diterima di PTN melalui SNBP, apalagi di Universitas Indonesia,” ungkapnya, Sabtu (5/4/2025).
Ketertarikan Fajirah terhadap dunia kesehatan sudah tumbuh sejak kecil. Hal itu menjadi dasar kuat bagi dirinya untuk memilih jurusan Pendidikan Dokter Gigi UI sebagai langkah awal menggapai cita-cita.
“Saya memilih Program Studi Pendidikan Dokter Gigi karena sejak kecil sangat tertarik dengan bidang kesehatan. Pendidikan Dokter Gigi adalah bidang yang menggabungkan ilmu pengetahuan dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat. Saya merasa ini adalah pilihan yang paling tepat,” jelasnya.
Tidak hanya unggul dalam prestasi akademik, Fajirah juga dikenal sebagai sosok yang rajin dan berdedikasi tinggi dalam belajar. Ia telah mengikuti program akselerasi sejak tingkat MTs hingga MA, dan pernah meraih juara III Kompetisi Sains Madrasah (KSM) bidang Kimia tingkat Provinsi Sumatera Utara.
Menurut Fajirah, kunci kesuksesannya adalah semangat belajar yang tinggi, strategi belajar yang efektif, serta rasa hormat kepada guru dan orang tua yang selalu menjadi sumber motivasi.
Meski menyadari adanya perbedaan antara sistem pembelajaran di desa dan kota, Fajirah tidak menganggapnya sebagai hambatan. Ia justru melihat hal itu sebagai peluang untuk terus belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
“Tantangan terbesarnya mungkin perbedaan pembelajaran di desa dengan kota. Teman-teman di kampus biasanya memiliki pengalaman sosial yang lebih banyak dan cara berpikir yang lebih matang. Tapi saya melihat ini sebagai kesempatan untuk belajar dari mereka. Saya akan aktif membangun komunikasi dan mengikuti kegiatan kampus agar bisa cepat berbaur,” tuturnya.
Keberhasilan Fajirah tidak lepas dari peran penting orang tua dan lingkungan yang selalu mendukung dan memfasilitasi proses belajarnya. Ia pun berharap dapat menjadi inspirasi bagi siswa lain, terutama yang berasal dari daerah, untuk tidak ragu bermimpi besar dan berjuang meraih prestasi. (R)