Jakarta (buseronline.com) – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan peran strategis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen utama dalam menghadapi guncangan ekonomi global, termasuk tensi perang tarif dagang yang meningkat belakangan ini.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang digelar Selasa, mengangkat tema “Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Nasional di Tengah Perang Tarif Dagang”.
“APBN merupakan salah satu instrumen dalam pengelolaan ekonomi makro yang sangat diandalkan saat menghadapi berbagai shock atau guncangan,” ujar Sri Mulyani dalam sambutannya.
Ia menekankan bahwa APBN tidak hanya berperan sebagai sumber pendanaan negara, tetapi juga sebagai shock absorber yang melindungi masyarakat dari dampak negatif gejolak ekonomi global. Program-program subsidi seperti BBM, LPG 3 kg, dan listrik disebut mengalami peningkatan volume sebagai bentuk perlindungan pemerintah.
“Subsidi itu diberikan agar masyarakat yang terdampak langsung bisa tetap terlindungi. Ini bukti bahwa APBN bekerja nyata,” tambahnya.
Sri Mulyani juga memaparkan kinerja positif APBN hingga akhir Maret 2025. Penerimaan pajak tercatat mengalami turn around ke angka positif sebesar 9,1%, sementara belanja pemerintah berjalan sesuai target. Defisit anggaran juga masih dalam batas aman, yakni sebesar 2,53%, sesuai UU No. 62 Tahun 2024.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa APBN menjadi instrumen vital dalam mendanai program-program prioritas Presiden Prabowo. Pemerintah, katanya, berkomitmen untuk mengelola APBN secara profesional, akuntabel, dan berkelanjutan agar memberikan kepastian dan kepercayaan bagi investor.
Sarasehan ini menjadi forum strategis yang mempertemukan Presiden, jajaran Kabinet Merah Putih, serta para pelaku ekonomi nasional untuk menyusun langkah antisipatif dan penguatan daya tahan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. (R)