Jakarta (buseronline.com) – Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan jajarannya untuk meninjau ulang kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar lebih fleksibel dan realistis.
Arahan tersebut disampaikan dalam sesi dialog Sarasehan Ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta, Selasa.
Menurut Presiden, meskipun semangat TKDN lahir dari nasionalisme, kebijakan tersebut tidak boleh justru menghambat daya saing industri dalam negeri di pasar global.
“TKDN sudahlah niatnya baik, nasionalisme. Saya ini mungkin paling nasionalis. Kalau jantung saya dibuka, mungkin yang keluar Merah Putih,” ujar Presiden Prabowo di hadapan para pelaku industri dan ekonom.
Namun demikian, Presiden menilai penerapan TKDN yang terlalu kaku bisa berdampak negatif terhadap kemampuan bersaing industri nasional. Ia menyarankan agar pendekatan terhadap TKDN lebih lentur, bahkan terbuka untuk diganti dengan mekanisme insentif.
“TKDN dipaksakan, ini akhirnya kita kalah kompetitif. Saya sangat setuju, TKDN fleksibel saja, mungkin diganti dengan insentif,” lanjutnya.
Kepala Negara juga menekankan bahwa penguatan komponen dalam negeri tidak cukup hanya melalui regulasi, tetapi memerlukan pembangunan menyeluruh di sektor pendidikan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
“Tolong diubah itu, TKDN dibikin yang realistis saja. Masalah kemampuan dalam negeri, konten dalam negeri itu adalah masalah luas. Itu masalah pendidikan, iptek, sains. Nggak bisa kita atasi hanya dengan menaikkan regulasi TKDN,” tegas Presiden.
Instruksi ini ditujukan khusus kepada para menteri dan pejabat terkait agar kebijakan TKDN tidak membebani industri, melainkan mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing nasional secara berkelanjutan. (R)