Semarang (buseronline.com) – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi berkomitmen memperkuat kerja sama dengan Tanoto Foundation guna mempercepat pelaksanaan program strategis di bidang pendidikan dan kesehatan, termasuk upaya penurunan angka stunting di provinsi tersebut.
Hal itu disampaikan Gubernur seusai menerima perwakilan Tanoto Foundation di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin.
Menurutnya, Tanoto Foundation telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sejak lama dan berperan aktif dalam mendukung berbagai inisiatif pembangunan.
“Tanoto Foundation ini sudah lama bekerja sama. Sejak saya menjadi Kapolda, mereka sudah membangun beberapa fasilitas kesehatan. Beliau akan menegaskan kembali kerja sama mulai dari kemiskinan, pendidikan, kesehatan, dan lingkungan,” ujar Luthfi.
Luthfi menambahkan, sinergi yang diperkuat ini akan mempermudah eksplorasi program-program bersama, terutama dalam penanggulangan kemiskinan yang masih berada di angka 9,58 persen.
Selain itu, ia menekankan pentingnya pendidikan vokasi dan peningkatan Balai Latihan Kerja (BLK) untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan siap kerja.
Di bidang pendidikan, Tanoto Foundation sebelumnya telah melaksanakan program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) pada 2018–2022 di lima kabupaten/kota, yaitu Kota Semarang, Kabupaten Tegal, Kendal, Banyumas, dan Cilacap.
Senior Advisor Tanoto Foundation, Ari Gudadi, menjelaskan bahwa program tersebut telah mencakup 174 sekolah mitra, 209 fasilitator daerah, 1.778 kepala sekolah dan guru penerima manfaat, serta menjangkau 57.149 siswa dan 27.059 tenaga pendidik.
“Kegiatannya tentang pengembangan kompetensi usia dini, serta peningkatan kualitas guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi anak didik kita,” terangnya.
Sejak 2022, Tanoto Foundation juga aktif dalam intervensi penurunan stunting di empat daerah, yaitu Brebes, Kabupaten Tegal, Banyumas, dan Kota Semarang, yang mencakup delapan kecamatan dan 16 desa/kelurahan.
Berdasarkan data, prevalensi stunting di Jawa Tengah masih cukup tinggi, yaitu 20,7 persen, dengan 14 daerah mencatatkan angka di atas rata-rata provinsi.
Ari menyebut bahwa penurunan stunting secara umum menunjukkan tren positif, namun percepatan masih diperlukan di beberapa wilayah. Karena itu, dibutuhkan regulasi yang mendukung serta kolaborasi erat antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota.
“Mudah-mudahan praktik baik yang kita lakukan dapat didiseminasi lebih luas oleh pemerintah daerah,” pungkasnya. (R)