Jakarta (buseronline.com) – Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang dalam pertemuan strategis dengan United States Secretary of Commerce, Howard Lutnick, pada Sabtu (19/4/2025) di Washington DC.
Delegasi Indonesia, yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bertemu dengan Lutnick untuk membahas kebijakan tarif perdagangan AS yang berpotensi mempengaruhi kestabilan perdagangan global.
Dalam pertemuan tersebut, Menko Airlangga menyampaikan proposal konkret Indonesia untuk meningkatkan impor produk energi dan pertanian dari AS yang sangat dibutuhkan Indonesia dan tidak diproduksi di dalam negeri. Selain itu, Indonesia juga menawarkan dukungan terhadap kerja sama dalam sektor critical minerals yang menjadi fokus kedua negara.
“Kami berterima kasih kepada Secretary Lutnick yang memberikan kesempatan untuk melakukan negosiasi tarif dan menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk mewujudkan perdagangan yang adil dan berimbang,” ujar Menko Airlangga, seperti dikutip dalam keterangan resmi yang diterima pada Sabtu.
Pihak AS memberikan respons positif terhadap langkah konkret yang diusulkan Indonesia. Secretary Lutnick mengapresiasi pendekatan yang lebih nyata dan saling menguntungkan yang ditawarkan oleh Indonesia.
“Kami mengapresiasi langkah konkret Indonesia untuk melakukan negosiasi tarif. Ke depan, AS dan Indonesia akan terus melanjutkan hubungan perdagangan yang saling menguntungkan,” ungkap Secretary Lutnick.
Selain membahas isu tarif, Indonesia juga menyampaikan kesiapan untuk menyelesaikan berbagai isu non-tariff barrier (NTB) yang selama ini menjadi perhatian pelaku usaha AS. Kedua pihak sepakat untuk menyusun jadwal teknis pembahasan lebih lanjut bersama Department of Commerce (DoC) dan United States Trade Representative (USTR), dengan target penyelesaian negosiasi dalam 60 hari ke depan.
Tim negosiasi Indonesia yang turut hadir mendampingi Menko Airlangga antara lain Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu, serta perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian Perdagangan, dan KBRI Washington DC. (R)