Pekanbaru (buseronline.com) – Menteri Agama (Menag) RI, Nasaruddin Umar, menekankan pentingnya pendidikan yang mengedepankan nilai-nilai rububiyah yakni aspek pengasuhan, kasih sayang, dan kelembutan, dibandingkan pendekatan deduksi akal yang dominan dalam sistem pendidikan modern.
Hal ini disampaikan Menag saat memberikan sambutan dalam acara Muzakarah Nasional Pimpinan Pendidikan dan Pengukuhan Pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) di Pekanbaru, Riau, Rabu.
“Kalau kita mengajarkan Al-Qur’an berarti kita mengajarkan cinta. Mengajarkan agama, kita mengajarkan cinta. Jangan sampai justru kita mengajarkan kebencian, karena itu bukan ajaran agama,” tegas Nasaruddin.
Ia menjelaskan bahwa dalam konsep Asmaul Husna, sebanyak 80 persen sifat Allah adalah sifat rububiyah, seperti Ar-Rahman dan Ar-Rahim, yang mencerminkan kasih sayang dan pengasuhan. Sebaliknya, sifat-sifat uluhiyah seperti Al-Muntaqim dan Al-Jabbar hanya sedikit disebut dalam Al-Qur’an.
“Rahmat, rahim, rahima disebutkan 114 kali, dan Rahman disebut 57 kali dalam Al-Qur’an. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama kasih sayang,” ungkapnya.
Menag juga mengkritik pendekatan rasional semata dalam dunia pendidikan yang kerap mengesampingkan sumber-sumber ilmu dalam Islam, seperti wahyu, hadis, ilham, mimpi, hingga ta’lim. Ia mengajak agar PERTI menghidupkan kembali tradisi keilmuan Islam melalui kajian kitab-kitab turats (warisan ulama klasik).
“Saya sangat mendukung kalau PERTI mau membangkitkan kembali pesan yang dibawa oleh kitab-kitab turats kita,” ujar Menag mengakhiri sambutannya. (R)