Jakarta (buseronline.com) – Dalam peringatan Hari Buruh Internasional yang digelar di Monumen Nasional (Monas), Kamis, Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh buruh dan pekerja di Indonesia.
Dalam pidatonya, Presiden menekankan bahwa para buruh adalah kekuatan utama penggerak roda perekonomian nasional.
“Saya punya teori ekonomi yang sangat sederhana: kalau orang-orang berpenghasilan rendah mendapat penghasilan yang cukup, maka mereka akan memiliki daya beli. Dan itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Presiden Prabowo di hadapan ribuan peserta aksi damai peringatan Hari Buruh.
Presiden juga menjelaskan berbagai langkah pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat. Ia menyebut bahwa negara terus memberikan pelayanan kesehatan, pendidikan, subsidi listrik, hingga bantuan tunai langsung kepada masyarakat berpenghasilan rendah.
“Total biaya yang kita gelontorkan ke rakyat sudah melebihi 500 triliun. Ini kami lakukan agar tidak ada rakyat yang menderita,” tegasnya.
Lebih lanjut, Prabowo menegaskan komitmen pemerintahannya untuk memastikan pendidikan gratis dan pemenuhan gizi anak-anak Indonesia. Ia merujuk pada amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.
“Saya sudah tanya ke Hakim-Hakim Agung, dasar hukum kita kuat. Kita punya kewajiban mengelola sumber daya demi kesejahteraan rakyat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menanggapi aspirasi masyarakat dan tokoh buruh terkait belum adanya buruh yang diangkat sebagai pahlawan nasional.
Ia pun meminta serikat buruh dan organisasi pekerja untuk berdiskusi dan menyampaikan usulan bersama terkait tokoh buruh yang layak diusulkan sebagai pahlawan nasional.
“Coba kalian berembuk, usulkan siapa yang pantas. Mereka sampaikan, bagaimana kalau Marsinah, Pak?” kata Presiden, merujuk pada Marsinah, aktivis buruh yang wafat dalam perjuangan menuntut keadilan bagi kaum pekerja.
Peringatan Hari Buruh 2025 ini tidak hanya menjadi momentum refleksi atas perjuangan kaum pekerja, tetapi juga penguatan komitmen pemerintah untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. (R)