Jakarta (buseronline.com) – Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi meluncurkan gerakan #KampusBerdampak dalam acara “Ngopi Bareng”, Selasa, bersama media, sebagai bagian dari langkah awal menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
Gerakan ini menjadi bagian dari inisiatif strategis bertajuk #DiktisaintekBerdampak, sebagai bentuk keberlanjutan dan penguatan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang telah berjalan dalam beberapa tahun terakhir.
Dirjen Dikti, Khairul Munadi, menjelaskan bahwa kampus berdampak bukan hanya mencetak lulusan dan meningkatkan peringkat akademik, namun lebih dari itu, harus menjadi pusat solusi nyata bagi masyarakat, motor penggerak inovasi sosial dan ekonomi, serta mediator kolaborasi lintas sektor.
“Kampus berdampak adalah kampus yang mentransformasi kehidupan masyarakat dan menjadi pusat kontribusi nyata terhadap pembangunan bangsa,” tegas Khairul.
Dalam paparannya, Khairul menegaskan bahwa semangat ini merupakan perwujudan nilai-nilai Ki Hadjar Dewantara: “Dengan ilmu kita menuju kemuliaan, dengan amal kita menuju kebajikan.” Kampus, menurutnya, harus menjadi tempat yang menyatukan harapan, membangun masa depan, dan menjadi ruang pertumbuhan peradaban.
Plt Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), Berry Juliandi, memaparkan berbagai program unggulan sebagai lanjutan dari MBKM. Ia menyebutkan pentingnya mahasiswa memiliki intelektualitas yang membumi dan tangguh menghadapi perubahan zaman.
“Mahasiswa tidak cukup unggul secara akademik, tetapi juga harus memiliki karakter dan kontribusi langsung bagi masyarakat dan dunia kerja,” ujar Berry.
Program-program unggulan yang disiapkan di antaranya:
PPK Ormawa: Mendorong mahasiswa membangun desa, memberdayakan UMKM, mengelola lingkungan, dan memperkuat peran perempuan dan anak.
P2MW: Pembinaan Mahasiswa Wirausaha yang mendorong kewirausahaan berbasis inovasi.
PKM dan Pimnas: Menumbuhkan kreativitas dan riset aplikatif mahasiswa.
Magang Berdampak (lanjutan MSIB): Memberikan pengalaman kerja langsung dan membangun jejaring industri.
Belmawa juga menjadi pusat penguatan pendidikan inklusif dan implementasi kampus bebas kekerasan sesuai Permendikbudristek No.55/2024.
Direktur Sumber Daya, Sri Suning Kusumawardani, memaparkan empat program utama untuk mendukung gerakan ini:
Beasiswa PMDSU Batch IX: Percepatan studi S2-S3 dengan skema Joint Degree internasional.
Beasiswa Tendik “Tut Wuri Handayani”: Studi lanjut bagi tenaga kependidikan di daerah.
Beasiswa Kolaborasi Internasional: Beasiswa ke luar negeri seperti IASP, Dikti–Coventry University, dan Stipendium Hungaricum.
Program Prapasca Daerah 3T: Afirmasi pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari wilayah tertinggal.
Sementara itu, Direktur Kelembagaan, Mukhamad Najib, menyebutkan bahwa transformasi tata kelola kampus juga menjadi fokus utama. Program revitalisasi PTS, otonomi politeknik, pelatihan kepemimpinan akademik, dan dorongan internasionalisasi melalui beasiswa KNB dan insentif “Kampus Berdampak Internasional” menjadi langkah konkret dalam mendukung peran global perguruan tinggi.
“Kita ingin agar kampus tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga mampu memberikan kontribusi pada pembangunan internasional,” kata Najib.
Menjelang puncak Hardiknas 2 Mei 2025, Ditjen Dikti akan menyelenggarakan Festival Kampus Berdampak yang akan melibatkan berbagai perguruan tinggi dari Sabang sampai Merauke. Festival ini akan menjadi ajang kolaborasi nyata antara perguruan tinggi, dunia usaha, pemerintah daerah, serta menghadirkan kompetisi video pendek untuk mahasiswa.
Menutup kegiatan “Ngopi Bareng”, Dirjen Khairul Munadi mengajak semua pihak untuk bersatu dalam menyukseskan gerakan ini.
“Mari kita teguhkan tekad dan perkuat langkah. Kampus yang hebat adalah kampus yang berdampak,” pungkasnya. (R)