Jakarta (buseronline.com) – Polri melalui Gugus Tugas untuk Mendukung Ketahanan Pangan tengah bersiap menyambut Panen Raya Tahap II komoditas jagung. Untuk menjamin keberhasilan panen dan melindungi kesejahteraan petani, empat strategi utama pun disiapkan oleh institusi kepolisian.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas sekaligus Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Dedi Prasetyo, menyampaikan strategi tersebut meliputi: pendataan luas lahan dan potensi hasil panen, koordinasi penyerapan jagung sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP), pengawasan harga di tingkat petani, serta sosialisasi dan fasilitasi bagi para petani.
“Kami pastikan HPP sebesar Rp5.500 per kilogram benar-benar diterapkan di lapangan. Ini bentuk perlindungan konkret kepada petani dari spekulasi harga,” ujar Komjen Dedi, Selasa.
Polri juga memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah dan Perum BULOG di berbagai tingkatan, untuk memastikan distribusi dan penyerapan hasil panen berjalan optimal.
Sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, Dedi meminta percepatan pembangunan infrastruktur logistik seperti gudang dan cold storage di daerah-daerah sentra pertanian.
“Kita harus segera mengidentifikasi hambatan distribusi dan membangun solusi jangka panjang agar panen tidak terhambat logistik,” tambahnya.
Tak hanya itu, pengawasan terhadap praktik pasar juga diperketat. Polri akan menindak tegas pelaku pasar yang merugikan petani melalui permainan harga atau dominasi tengkulak.
Strategi terakhir adalah memperluas sosialisasi kepada petani mengenai HPP dan memperkuat akses langsung antara petani dengan Bulog agar hasil panen terserap tanpa hambatan.
“Polri dan TNI hadir sebagai penggerak dan perekat sumber daya nasional. Kami bukan pelaku usaha, tapi penjaga kedaulatan pangan bangsa,” tegas Komjen Dedi.
Ia menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya kecepatan eksekusi logistik sebagai kunci menjaga ketersediaan pangan nasional di tengah tantangan krisis global yang masih membayangi. (R)