Jakarta (buseronline.com) – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof Brian Yuliarto, menegaskan pentingnya peran baru perguruan tinggi sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan inovasi. Hal ini disampaikan dalam audiensi bersama Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) pada Jumat, di Jakarta.
Menurut Menteri Brian, perguruan tinggi tidak boleh hanya menjadi pusat kegiatan akademik, tetapi juga harus aktif menghadirkan solusi konkret bagi persoalan masyarakat dan daerah. Ia menyebut bahwa dosen dan kampus memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam pembangunan nasional.
“Kami ingin mendorong agar kampus tidak hanya menjadi pusat akademik, tetapi juga menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dan inovasi,” ujarnya.
Mendiktisaintek juga menekankan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah, industri, dan masyarakat. Kolaborasi ini dinilai mampu memperkuat dampak nyata kampus di berbagai sektor.
“Kampus bisa menjadi tempat kajian yang menghasilkan solusi, sekaligus memperkuat jejaring kerja sama,” tambah Brian.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum ADI, Dr M Ali Berawi, menyampaikan bahwa untuk menggapai visi Indonesia Emas 2045, diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul yang dilahirkan dari sistem pendidikan tinggi yang berkualitas. Ia menyoroti pentingnya penguatan keterampilan abad ke-21, seperti analytical thinking, creative thinking, collaboration, dan communication dalam kurikulum.
Dr Ali juga mengusulkan pengembangan konsep entrepreneur university sebagai pelengkap dari universitas riset dan pengajaran. “Selain research university dan teaching university, diharapkan ada entrepreneur university agar dapat mencetak lulusan yang memiliki semangat kewirausahaan,” ungkapnya.
Menanggapi hal tersebut, Mendiktisaintek menyampaikan bahwa kementeriannya tengah mendorong peningkatan kapasitas dosen, termasuk mempermudah akses untuk melanjutkan studi ke jenjang doktoral. Ia juga menyebut pentingnya kolaborasi riset antarkampus dengan memanfaatkan bersama peralatan penelitian.
“Kampus tidak harus membeli semua peralatan sendiri. Kami ingin agar fasilitas riset bisa digunakan bersama, sehingga terjadi kolaborasi antarkampus,” jelasnya.
Audiensi ini menjadi bagian dari upaya Kemdiktisaintek untuk memperkuat sinergi dengan komunitas dosen di seluruh Indonesia. Melalui semangat “Kampus Berdampak”, pemerintah berharap perguruan tinggi dapat memainkan peran strategis sebagai pusat inovasi, pemberdayaan masyarakat, dan penggerak kemajuan bangsa. (R)