Jakarta (buseronline.com) – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Hungaria untuk Indonesia, Lilla Karsay, di Kantor Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek), Rabu.
Kunjungan ini mempertegas komitmen kedua negara untuk memperluas kerja sama di bidang pendidikan tinggi, riset, serta sains dan teknologi.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Lilla Karsay hadir bersama Attila Juhász, Political Counsellor, sebagai perwakilan dari Kedutaan Besar Hungaria di Jakarta.
Menteri Brian didampingi oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Staf Khusus Mendiktisaintek Bidang Jejaring Industri dan Kerja Sama Luar Negeri, Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, serta Tim Biro Perencanaan dan Kerja Sama.
Menteri Brian menekankan bahwa tahun 2025 merupakan tahun istimewa, karena Indonesia dan Hungaria merayakan 70 tahun hubungan diplomatik.
Ia menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Hungaria atas kontribusinya melalui program Beasiswa Stipendium Hungaricum, yang setiap tahun menyediakan 110 beasiswa penuh bagi mahasiswa Indonesia.
“Program ini sangat luar biasa, dan tentu kami sangat berterima kasih atas kerja sama ini. Ke depan, kami ingin meningkatkan bentuk kolaborasi, termasuk program bersama, joint degree, dan double degree, khususnya untuk jenjang doktoral,” ujar Menteri Brian.
Selain itu, Menteri Brian menyampaikan ketertarikan Indonesia untuk mengundang profesor dari Hungaria sebagai profesor tamu serta menjalin kerja sama di bidang prioritas nasional seperti ketahanan pangan, air bersih, energi, semikonduktor, dan industri hilir.
Menanggapi hal ini, Dubes Lilla Karsay menyatakan bahwa pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam hubungan diplomatik kedua negara. Ia menegaskan bahwa Hungaria memiliki komitmen kuat untuk terus memperkuat kerja sama dengan Indonesia.
“Salah satu program yang paling berhasil adalah Program Beasiswa Stipendium Hungaricum. Saat ini, di kawasan ASEAN, kami menyediakan hampir 1.000 beasiswa, dan Indonesia memiliki kuota tertinggi, yaitu 110 beasiswa setiap tahun,” ungkap Lilla.
Pertemuan ini diharapkan dapat semakin mempererat hubungan diplomatik kedua negara dan membuka lebih banyak peluang bagi mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan internasional, sekaligus memperluas jejaring akademis secara global. (R)