Jakarta (buseronline.com) – Hubungan bilateral Indonesia dan Jepang di bidang kesehatan terus menunjukkan perkembangan yang positif dan progresif.
Melalui kerja sama erat antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan berbagai institusi kesehatan serta pemerintah daerah di Jepang, ribuan tenaga kesehatan Indonesia kini memiliki peluang untuk mengembangkan karier profesional di Negeri Sakura.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menerima kunjungan kehormatan Gubernur Prefektur Mie, Jepang, Ichimi Katsuyuki, dalam pertemuan yang berlangsung di Ruang Rapat Leimena, Selasa.
Pertemuan ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat kerja sama bilateral di sektor kesehatan, khususnya dengan Prefektur Mie.
Salah satu wujud konkret kolaborasi tersebut adalah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI dan Gubernur Prefektur Mie pada 30 Juli 2024.
MoU ini membuka peluang bagi lulusan Poltekkes Kemenkes untuk mengikuti pelatihan dan bekerja di Jepang sebagai caregiver dan perawat tersertifikasi. Prefektur Mie telah menyatakan kesiapannya untuk menerima hingga 300 perawat Indonesia setiap tahun.
Selain itu, pemerintah daerah tersebut juga akan memberikan dukungan subsidi bagi institusi penerima, guna menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan layak bagi tenaga kesehatan Indonesia.
Dalam pertemuan tersebut, turut dibahas potensi kerja sama lain yang mencakup pelatihan dan pemagangan tenaga kesehatan Indonesia, pengembangan layanan lansia, serta pemanfaatan teknologi kesehatan. Menkes Budi menekankan pentingnya kerja sama ini untuk mendukung reformasi sistem kesehatan nasional.
“Kami melihat Jepang, khususnya Prefektur Mie, sebagai mitra penting dalam pengembangan sistem kesehatan Indonesia. Dengan pengalaman Jepang dalam menghadapi masyarakat menua, kerja sama ini sangat relevan untuk mendukung reformasi kesehatan di Indonesia,” ujar Menkes Budi.
Sementara itu, Gubernur Ichimi Katsuyuki menyambut baik rencana kolaborasi yang lebih luas melalui kerja sama antar daerah dan pertukaran tenaga ahli.
“Kami terbuka untuk mendukung berbagai program peningkatan kapasitas SDM kesehatan Indonesia. Kami yakin kerja sama ini akan memberikan manfaat besar bagi kedua negara,” ungkapnya.
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kompetensi, Kemenkes juga menggandeng Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam proyek Enhancement of Caregiver Competency, yang fokus pada penguatan keahlian lulusan Poltekkes di bidang keperawatan geriatri dan perawatan jangka panjang.
Kerja sama juga mencakup kolaborasi dengan Sapporo Cardiovascular Centre, yang membuka peluang fellowship tahunan bagi dokter spesialis kardiologi intervensi, dengan kuota empat peserta per tahun. Kemenkes menyampaikan apresiasi atas dukungan berkelanjutan dari Pemerintah Jepang, khususnya Prefektur Mie.
Ke depan, Kemenkes berharap kerja sama dapat diperluas ke bidang pengembangan fakultas keperawatan, teknologi laboratorium medis, kesehatan lingkungan di Poltekkes, serta pendirian pusat penelitian klinis dan program fellowship medis langsung, khususnya dalam bidang intervensi kardiologi dan neurologi.
Kerja sama Indonesia-Jepang ini tidak hanya mencerminkan hubungan bilateral yang solid, tetapi juga menjadi investasi strategis dalam mencetak tenaga kesehatan unggul, untuk menjawab kebutuhan baik di tingkat nasional maupun global. (R)