Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) resmi menandatangani nota kesepahaman untuk memperkuat sinergi dalam bidang pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan, teknologi, serta pencarian dan pertolongan. Acara ini berlangsung di kantor Kemdiktisaintek pada Rabu.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto, bersama Kepala Basarnas, Mohammad Syafii, memimpin penandatanganan tersebut. Mereka membahas potensi kolaborasi riset dan teknologi untuk mendukung upaya penyelamatan di seluruh Indonesia.
“Kami berharap perguruan tinggi yang memiliki sumber daya manusia (SDM) unggul serta kemampuan riset dan inovasi dapat berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai tantangan di lapangan, termasuk yang dihadapi Basarnas,” ujar Menteri Brian.
Ia menambahkan, kerja sama ini diharapkan dapat mendorong kampus menjadi pusat penguatan keilmuan dalam menghadapi situasi darurat, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Sementara itu, Kepala Basarnas Mohammad Syafii menekankan pentingnya dukungan dari lembaga pendidikan dalam meningkatkan kompetensi, pembinaan sumber daya, serta riset dan teknologi untuk memperkuat kapasitas Basarnas.
“Kami berharap Basarnas bisa menjadi center of excellence dalam penanggulangan kedaruratan. Namun, untuk mencapai ini, kami memerlukan supervisi dan kerja sama dalam hal pembinaan SDM, sarana, dan prasarana,” jelasnya.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan (Dirjen Risbang) Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, menyambut baik kerja sama ini, sejalan dengan visi terbaru kementerian, yaitu “Diktisaintek Berdampak.” Menurutnya, riset dan inovasi yang dilakukan bersama Basarnas dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
“Untuk mencapai hasil yang tepat, diperlukan problem statement dari Basarnas. Ini penting agar peneliti memahami kebutuhan nyata di lapangan,” kata Fauzan.
Kolaborasi ini akan melibatkan pakar dari berbagai universitas dan pusat penelitian untuk memastikan setiap inovasi tepat sasaran.
Pertemuan tersebut ditutup dengan penandatanganan nota kesepahaman, menandai komitmen kedua pihak untuk saling mendukung dalam meningkatkan kualitas layanan pencarian dan pertolongan di Indonesia. (R)