Jakarta (buseronline.com) – Dalam upaya memperkuat kedaulatan negara melalui pendidikan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dan Kementerian Pertahanan (Kemhan) tengah menjajaki kolaborasi untuk memperluas pelaksanaan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke wilayah perbatasan.
Langkah ini diharapkan mampu memberikan dampak nyata bagi masyarakat sekaligus memperkuat wawasan kebangsaan mahasiswa.
Pada Jumat, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan, yang didampingi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) serta beberapa pimpinan perguruan tinggi, bertemu dengan Wakil Menteri Pertahanan, Donny Ermawan, untuk membahas peluang kolaborasi tersebut.
Pertemuan ini berlangsung dalam suasana yang hangat, mencerminkan semangat kolaboratif antara kedua institusi.
Wamen Fauzan menekankan pentingnya memperluas cakupan program KKN untuk memberikan pengalaman nyata kepada mahasiswa sekaligus berdampak langsung pada masyarakat.
“Untuk mewujudkan kampus yang dapat berdampak langsung pada masyarakat serta memberi pengalaman nyata bagi mahasiswa, perlu memperluas target lokasi KKN ke luar wilayah terdekat kampus,” jelas Fauzan.
Menurut Fauzan, inisiatif ini juga selaras dengan visi “Diktisaintek Berdampak,” yang mendorong perguruan tinggi untuk menjadi problem solver berbasis riset bagi masyarakat, pemerintah daerah, dan industri.
Dengan demikian, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai pembelajar, tetapi juga agen perubahan sosial yang berkontribusi langsung dalam pembangunan daerah.
Wamen Donny menyambut baik gagasan ini dan menilai kolaborasi dengan perguruan tinggi sangat strategis. Ia menekankan bahwa program KKN di wilayah perbatasan tidak hanya menghasilkan dampak sosial, tetapi juga memperkuat rasa cinta tanah air di kalangan mahasiswa dan masyarakat.
“Saya rasa, pemerintah daerah juga pasti akan mendukung kehadiran mahasiswa yang melaksanakan KKN. Mereka akan terbantu juga oleh program ini,” ujar Donny.
Menurutnya, dengan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan berbasis riset di daerah perbatasan, akan muncul sinergi positif antara dunia pendidikan, masyarakat, dan pemerintah dalam menjaga kedaulatan bangsa.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi terobosan dalam pengembangan kapasitas mahasiswa sebagai agen perubahan sosial sekaligus memperkokoh kedaulatan bangsa di wilayah perbatasan.
Dengan keterlibatan berbagai pihak, program ini diharapkan mampu memberikan dampak yang lebih luas, baik secara sosial, ekonomi, maupun budaya.
Langkah ini menjadi bukti konkret bahwa dunia pendidikan siap bergerak bersama pemerintah untuk menghadirkan solusi nyata bagi permasalahan di daerah perbatasan, sekaligus memperkuat identitas dan kedaulatan bangsa. (R)