Makkah (buseronline.com) – Pergerakan jemaah haji Indonesia gelombang pertama dari Madinah menuju Makkah telah resmi dimulai. Menghadapi fase krusial ibadah haji ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melalui Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga kesehatan dan keselamatan para jemaah.
Kepala Bidang Kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, dr Mohammad Imran menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah memastikan pelayanan kesehatan yang optimal, terutama menjelang puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“KKHI telah menyiapkan dan melakukan berbagai hal strategis untuk pergerakan jemaah dari Madinah ke Makkah ini,” ujar dr Imran, seperti dilansir dari laman Sehat Negeriku.
Lima Langkah Strategis Penanganan Kesehatan Jemaah
Pertama, KKHI memperkuat layanan kesehatan proaktif di sektor penginapan melalui konsolidasi antara Tim Kesehatan Haji Kloter (TKHK) dan tim visitasi KKHI yang langsung mendatangi tempat tinggal jemaah.
Tim ini dilengkapi dokter spesialis penyakit dalam, jantung, dan paru-paru untuk melakukan deteksi dini dan penanganan awal terhadap jemaah berisiko tinggi.
Kedua, KKHI memastikan kesiapan fasilitas kesehatan yang memadai dan terstandardisasi di Makkah maupun Madinah.
Fasilitas tersebut meliputi Unit Gawat Darurat (UGD), ruang observasi, ambulans, ruang rawat inap umum, hingga ruang rawat inap khusus bagi pasien dengan gangguan kejiwaan.
Ketiga, optimalisasi sistem rujukan kegawatdaruratan dilakukan melalui kerja sama dengan Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) agar jemaah yang membutuhkan perawatan lanjutan bisa segera ditangani.
Keempat, peran aktif ketua regu dan rombongan turut dioptimalkan melalui dukungan petugas kesehatan haji.
Mereka diharapkan mampu memantau kondisi jemaah, khususnya yang memiliki kerentanan kesehatan, serta memberikan perhatian ekstra melalui pendampingan sesama jemaah.
Kelima, edukasi kesehatan terus digencarkan kepada jemaah.
Imbauan kesehatan mencakup konsumsi oralit usai aktivitas fisik, minum air putih atau air zam-zam minimal 2 liter per hari, penggunaan alat pelindung diri seperti sandal, kacamata hitam, payung, tabir surya, dan masker, serta pentingnya istirahat cukup dan konsumsi makanan bergizi.
“Kami harapkan dengan berbagai upaya kesehatan dan sinergisitas ini, jemaah dapat menjalankan ibadah dengan lancar dan kembali ke Tanah Air dalam keadaan sehat walafiat,” tutup dr Imran. (R)