Jakarta (buseronline.com) – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, menghadiri Konferensi Pendidikan Indonesia (KPI) yang digelar Rabu, di Jakarta.
Konferensi ini menjadi ajang pertemuan pemangku kepentingan pendidikan untuk membahas tantangan dan peluang transformasi pendidikan yang berkelanjutan dan berpihak kepada anak.
Acara yang diinisiasi oleh Lingkar Daerah Belajar (LDB) bersama Dinas Pendidikan DKI Jakarta tersebut mengusung tema “Berdaya Bersama untuk Keberlanjutan Pendidikan yang Berpihak kepada Anak”.
Kegiatan ini menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan mitra pendidikan untuk berbagi praktik baik, memperkuat kerja sama, serta merumuskan kebijakan pendidikan yang inklusif dan berkeadilan.
Dalam sambutannya, Menteri Brian menyampaikan apresiasi kepada para guru, dosen, kepala daerah, dan seluruh penggerak pendidikan atas kontribusi mereka terhadap kemajuan pendidikan nasional.
“Saya sangat berterima kasih kepada Bapak, Ibu guru, dosen, kepala daerah, dan para penggerak pendidikan atas kontribusi yang luar biasa, karena investasi pendidikanlah yang membuat negara kita maju,” ujar Menteri Brian.
Ia menekankan pentingnya semangat gotong royong antar pemangku kepentingan—baik di pusat, daerah, komunitas, maupun industri—untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang menyeluruh, termasuk menjangkau daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) juga memperkuat program-program afirmatif seperti Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-Kuliah) dan mendorong riset yang relevan dengan kebutuhan lokal oleh mahasiswa serta dosen.
“Kami berupaya menjadikan teknologi dan kebijakan yang berpihak sebagai instrumen utama menjangkau seluruh anak bangsa dalam dunia pendidikan,” tambahnya.
Menteri Brian juga menyoroti pentingnya penguatan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) agar para guru dapat membawa kebaruan dalam pembelajaran di ruang kelas. Ia berharap LPTK tidak lagi dipandang sebagai kelas dua dalam dunia pendidikan.
“LPTK ini harus menjadi pusat inovasi dan pemikiran baru dalam bidang pendidikan dan keguruan. Kita ingin munculnya terobosan-terobosan yang berdampak nyata bagi peserta didik,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Nahdiana, yang turut hadir, menyampaikan harapannya agar sinergi lintas sektor mampu mendorong kebijakan pendidikan yang berorientasi pada kebutuhan dan potensi anak.
“Melalui sinergi antara pemerintah, lintas sektoral, dan mitra pendidikan, diharapkan dapat lahir kebijakan dan praktik pendidikan tanpa diskriminasi dan berkelanjutan yang meningkatkan kualitas pendidikan kita,” ujar Nahdiana.
Saat ini, Lingkar Daerah Belajar telah melibatkan lebih dari 60 kabupaten/kota di 14 provinsi sebagai bagian dari gerakan pendidikan kolaboratif. Konferensi ini juga dihadiri oleh Dewan Penasihat LDB Najelaa Shihab, perwakilan kementerian/lembaga seperti Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Turut hadir pula peserta didik, mahasiswa, serta kepala daerah dari berbagai wilayah.
Dengan semangat kolektif yang terbangun dalam konferensi ini, diharapkan kebijakan pendidikan di Indonesia ke depan akan semakin adaptif, inklusif, dan berpihak pada hak dan kebutuhan anak-anak di seluruh penjuru negeri. (R)