Tarutung (buseronline.com) – Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara menunjukkan komitmen kuat dalam mengembangkan kemenyan sebagai komoditas unggulan daerah.
Bupati Taput, Dr Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat SSi MSi, turun langsung meninjau kebun kemenyan milik petani di Desa Banuaji 4, Kecamatan Adian Koting, Jumat, sembari mengikuti rapat daring bersama Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
Dalam kegiatan tersebut, Bupati JTP turut didampingi oleh Kapolres Taput AKBP Ernis K Sitinjak, perwakilan dari Kodim 0210, serta jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara.
Di lokasi kebun, mereka mengikuti Rapat Pelaksanaan Riset Kemenyan secara daring yang dipimpin oleh Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sementara itu, Wakil Bupati Taput, Dr Deni Parlindungan Lumbantoruan MEng, hadir secara langsung dalam rapat yang digelar di Kantor DEN, Jakarta. Turut hadir pula perwakilan Kementerian Kehutanan, Bupati Humbang Hasundutan Oloan Paniaran Nababan, Danrem 023/KS, Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan (BPKH), serta Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).
Dalam arahannya, Ketua DEN Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor dalam pengembangan industri kemenyan nasional berbasis ilmu pengetahuan.
Ia meminta seluruh pemangku kepentingan, mulai dari kepala daerah, aparat keamanan, hingga kementerian terkait untuk bekerja sama mewujudkan hilirisasi komoditas ini.
“Semua harus ambil peran dan bersinergi. Danrem, Kepala Daerah, Kapolres, serta Dandim, mari kita bekerja sama dengan beberapa kementerian. Investor sudah kita siapkan untuk pembangunan pabrik pengolahan kemenyan. Koperasi desa juga akan kita libatkan,” ujar Luhut dalam sambutannya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya riset untuk meningkatkan produktivitas pohon kemenyan dan nilai ekonomisnya. “Kita harus bekerja berbasis science. Kami akan fasilitasi tenaga ahli agar hasil panen petani semakin maksimal. Kesejahteraan petani adalah tujuan utama kita,” tegasnya.
Menanggapi hal itu, Bupati JTP menegaskan bahwa Tapanuli Utara siap menjadi pusat pengembangan industri kemenyan. “Tapanuli Utara adalah penghasil kemenyan terbesar di Indonesia. Sekitar 180 desa dengan total luas lebih kurang 58 ribu hektar merupakan kawasan pohon kemenyan. Kami siap mendorong peningkatan kualitas, produksi, serta hilirisasi kemenyan,” ujar JTP.
Bupati juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah tengah menyiapkan regulasi untuk penyaluran komoditas kemenyan secara terstruktur dan efisien. Ia mengungkapkan bahwa ke depannya akan dibangun pabrik pengolahan kemenyan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan petani.
“Dengan adanya regulasi dan pendirian pabrik, harga kemenyan di tingkat petani akan meningkat. Saya juga minta agar setiap kepala desa membentuk koperasi serta memiliki data lengkap terkait tanaman kemenyan,” ucapnya.
Bupati JTP juga menegaskan bahwa pemerintah daerah akan memperluas lahan tanaman kemenyan guna menjamin ketersediaan bahan baku industri. Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk keberhasilan program ini.
Dalam kesempatan itu, Bupati turut menyampaikan bahwa kearifan lokal seperti tradisi marhottas akan tetap dilestarikan. “Tradisi ini adalah bagian dari budaya kita dan harus tetap dijaga. Saya optimis, dengan kerja sama semua pihak, pendapatan petani akan meningkat dan kemenyan akan menjadi produk unggulan daerah yang membanggakan,” tutup JTP.
Kegiatan diakhiri dengan dialog antara Bupati dan para petani, dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Bahal Simanjuntak, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Marihot Simanjuntak, para pimpinan OPD, Camat Adian Koting, serta sejumlah kepala desa dari wilayah sekitar. (T1)