Medan (buseronline.com) – Guna mengembalikan kejayaan jeruk Karo sebagai salah satu komoditas hortikultura unggulan nasional, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) mengambil langkah intervensi masif dalam penanganan hama lalat buah yang selama ini meresahkan petani.
Gubernur Sumut Bobby Nasution memimpin langsung Rapat Koordinasi Produksi dan Hilirisasi Komoditas Jeruk yang digelar di Kantor Gubernur Sumut, Jalan Diponegoro Nomor 30, Medan, Rabu.
Dalam pertemuan tersebut, Bobby menegaskan komitmen Pemprov Sumut untuk melakukan langkah cepat, terkoordinasi, dan menyeluruh dalam membasmi hama lalat buah yang telah menurunkan produksi jeruk secara signifikan.
“Langkah pertama kita akan intervensi serangan lalat buah. Namun tentunya kita harus mulai dari pendataan, menyusun langkah teknis yang paling tepat, serta melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Penanganan ini harus dilakukan serentak dan bersama-sama,” ujar Bobby.
Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut, tercatat sekitar 87,1% lahan pertanian jeruk di provinsi tersebut telah terdampak hama lalat buah. Kondisi ini menyebabkan penurunan hasil panen antara 40 hingga 50 persen, serta menurunnya minat petani untuk terus menanam jeruk.
“Saat ini produsen terbesar jeruk nasional adalah Jawa Timur, sementara Sumut masih nomor dua. Padahal dengan kondisi sekarang saja kita masih bisa bersaing. Bayangkan jika dikelola maksimal, kita bukan hanya bisa jadi nomor satu, tapi juga bisa tampil di pasar internasional,” lanjut Bobby optimistis.
Pakar Kultur Jaringan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Prof Luthfi Aziz Mahmud Siregar yang turut hadir dalam rapat koordinasi, menekankan pentingnya peran serta petani dalam mengelola lahan jeruk secara profesional. Menurutnya, penanganan hama tidak bisa hanya dilakukan di titik budidaya utama, tetapi juga pada wilayah penyangga (bumper zone).
“Petani perlu memahami sanitasi lingkungan tanam, termasuk pembersihan buah busuk yang jatuh, serta menerapkan sistem pengelolaan terpadu. Ini bukan hanya tentang teknologi, tapi juga kesadaran kolektif,” kata Prof Luthfi.
Bupati Karo, Antonius Ginting menyampaikan apresiasi atas perhatian besar pemerintah terhadap komoditas jeruk di daerahnya. Ia mengungkapkan bahwa mengembalikan kejayaan jeruk Karo adalah mimpi masyarakat Kabupaten Karo yang telah lama menanti dukungan penuh dari pemerintah.
“Kami sangat bersyukur atas atensi pemerintah pusat dan provinsi. Harapan kami, dalam enam bulan ke depan sudah ada hasil yang nyata. Bila berhasil, produksi jeruk bisa meningkat lebih dari 40 persen,” ungkap Antonius.
Rakor ini juga dihadiri oleh Bupati Simalungun Anton Achmad Saragih, Wakil Bupati Pakpak Bharat Mutsyuhito Solin, Wakil Bupati Dairi Wahyu Daniel Sagala, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumut Rajalai, serta sejumlah perwakilan OPD dari Kabupaten Karo, Dairi, Simalungun, dan Pakpak Bharat.
Dengan pelibatan berbagai pihak dan pendekatan intervensi yang komprehensif, Pemprov Sumut berharap program penanganan hama ini bisa menjadi titik balik bagi kebangkitan jeruk Sumut, khususnya jeruk Karo.
Selain meningkatkan produktivitas, upaya ini juga ditujukan untuk mengembalikan kepercayaan petani dan mengembangkan kembali sektor hortikultura sebagai penopang ekonomi daerah. (R)