Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Pertanian (Kementan) menggandeng Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) untuk memperkuat sektor peternakan nasional.
Kolaborasi ini diwujudkan melalui penyediaan lahan pembibitan ternak unggul di Kabupaten Subang, Jawa Barat, sebagai langkah strategis mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan protein hewani dalam negeri.
Dalam kerja sama ini, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan menyiapkan lahan seluas 80 hektare yang terbagi di dua titik, yaitu Kelurahan Parung dan Kelurahan Dangdeur.
Lahan tersebut akan difungsikan sebagai pusat pembibitan sapi unggul serta layanan inseminasi buatan (IB), guna mendukung peningkatan populasi dan produksi ternak nasional.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, menyebutkan bahwa inisiatif ini adalah bagian dari strategi jangka panjang pemerintah. Kementan tidak hanya melibatkan TNI AD sebagai mitra pendukung, namun juga mengundang peran serta investor dan asosiasi peternak lokal.
“Lahan seperti ini sangat penting untuk menarik investor yang ingin berkontribusi pada penguatan industri sapi perah. Ini bukan sekadar pengembangan aset, tapi langkah nyata memperkuat sistem pangan nasional,” kata Agung dalam rapat koordinasi yang digelar di Kantor Pusat Kementan, Rabu.
Menurut Agung, ketersediaan lahan pembibitan ternak akan menjadi fondasi penting dalam mewujudkan program prioritas nasional, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), sekaligus membuka ruang investasi sektor peternakan.
TNI AD menyatakan kesiapannya untuk bersinergi dalam pembangunan sektor peternakan. Paban VII/Kermater Sterad TNI AD, M Jamaluddin Malik, menegaskan bahwa dukungan militer ini adalah bagian dari kontribusi nyata dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Kami siap mendukung penuh langkah Kementan, khususnya yang berdampak langsung pada ketahanan pangan nasional,” ujarnya.
Inspektorat Jenderal Kementan turut mengawal proses pengembangan agar berjalan sesuai prinsip tata kelola yang akuntabel. Inspektur IV, Pujo Haryadi, menekankan pentingnya pengawasan dalam setiap tahap pelaksanaan program untuk memastikan manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat.
Pengembangan lahan di Subang ditargetkan menjadi kawasan peternakan modern berbasis teknologi reproduksi.
Kawasan ini diharapkan tidak hanya memperkuat populasi bibit ternak unggul nasional, tetapi juga menjadi fasilitas strategis dalam memperluas kemitraan antara pemerintah, swasta, dan pelaku peternakan lokal.
“Dengan kolaborasi ini, kita ingin memastikan setiap langkah pembangunan peternakan tidak hanya efisien, tapi juga berkelanjutan,” tutup Agung. (R)
