Jenewa (buseronline.com) – Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin bersama Presiden World Health Assembly (WHA) ke-78 yang juga Menteri Kesehatan Filipina, Teodoro Herbosa, memimpin penyelenggaraan side event tingkat tinggi bertajuk “Driving Health Transformation: Promoting Healthy Lives and Wellbeing for All” di sela-sela forum WHA ke-78 di Jenewa, Swiss.
Acara yang mendapat dukungan dari Bio Farma ini mengangkat pentingnya transformasi sistem kesehatan global pasca pandemi Covid-19, dengan menyoroti strategi-strategi kunci seperti transfer teknologi, pembiayaan inovatif, serta kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan kesehatan di negara-negara berkembang.
“Pandemi Covid-19 membuka mata kita terhadap lemahnya sistem kesehatan global, terutama di negara-negara berkembang. Minimnya kapasitas produksi dalam negeri, ketergantungan pada rantai pasok luar, dan kurangnya investasi jangka panjang telah memperparah situasi,” ujar Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin.
Ia menekankan bahwa ketahanan kesehatan ke depan harus dibangun secara proaktif dan kolaboratif, melibatkan pemerintah, sektor swasta, tenaga medis, akademisi, BUMN, serta organisasi masyarakat sipil.
Presiden WHA ke-78, Teodoro Herbosa menyampaikan bahwa Filipina kini fokus memperkuat cakupan kesehatan semesta dengan menutup kesenjangan imunisasi, menurunkan angka kematian ibu, dan memperluas akses layanan kesehatan perempuan.
“Kami belajar banyak dari pandemi. Saat ini kami membangun sistem yang lebih inklusif dan tangguh, melalui kemitraan strategis antara sektor publik dan swasta,” ujar Herbosa.
Salah satu poin penting dalam diskusi ini adalah komitmen Indonesia dan Filipina dalam upaya eliminasi kanker serviks melalui perluasan akses imunisasi HPV dan penguatan deteksi dini.
Kolaborasi antara Bio Farma dan MSD dalam transfer teknologi vaksin HPV menjadi contoh nyata pentingnya kemandirian produksi vaksin di negara berkembang. Diskusi juga menekankan pentingnya kerja sama internasional dalam mendorong transformasi kesehatan global.
Indonesia dan Filipina, sebagai dua negara perwakilan Global South, menunjukkan bahwa kepemimpinan nasional yang berpadu dengan kemitraan lintas sektor dapat menghasilkan perubahan nyata yang berdampak luas.
Acara ini dihadiri oleh pemimpin dari berbagai sektor pemerintah, lembaga pembangunan, perusahaan farmasi, hingga organisasi filantropi yang bersama-sama membahas langkah konkret untuk membangun sistem kesehatan yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan.
Dengan terselenggaranya forum ini, Indonesia dan Filipina menegaskan peran strategis mereka dalam membentuk masa depan kesehatan global yang lebih siap menghadapi tantangan, serta memperkuat posisi negara-negara berkembang dalam arsitektur kesehatan dunia. (R)