Jakarta (buseronline.com) – Dalam upaya mempercepat kemandirian pangan nasional dan mengakselerasi hilirisasi komoditas unggulan, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggandeng Kementerian Pertanian (Kementan) dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) untuk membentuk kolaborasi riset strategis nasional yang berdampak langsung pada sektor pertanian dan kesejahteraan petani.
Komitmen tersebut ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Strategis yang melibatkan ketiga institusi, berlangsung di Jakarta pada Rabu.
Agenda utama adalah pembentukan konsorsium riset strategis nasional dengan fokus pada komoditas jagung, kedelai, bawang putih, dan gandum, yang selama ini menjadi tantangan impor nasional.
“Kami telah mengalokasikan tim dan anggaran, bahkan sejumlah perguruan tinggi telah menghasilkan varietas unggul. Kami sedang memetakan yang potensial untuk diuji coba dan ditingkatkan kapasitas produksinya,” ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Brian Yuliarto.
Dalam skema yang sedang dirancang, Kemdiktisaintek akan membentuk empat klaster riset berdasarkan komoditas prioritas. Masing-masing klaster akan diisi oleh peneliti dari perguruan tinggi, pelaku industri, serta pihak dari Kementerian Pertanian.
“Kami ingin agar hasil riset benar-benar aplikatif dan relevan dengan kebutuhan di lapangan. Karena itu, keterlibatan industri dan kementerian teknis menjadi krusial,” tambah Menteri Brian.
Langkah ini juga merupakan bentuk implementasi dari program Diktisaintek Berdampak, yang mendorong riset tidak hanya sebagai kegiatan akademik, tetapi sebagai solusi nyata bagi tantangan nasional.
Direktur Jenderal Riset dan Pengembangan Kemdiktisaintek, Fauzan Adziman, menjelaskan bahwa riset tidak hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi juga pada hilirisasi dan penguatan model bisnis pertanian berbasis inovasi.
“Kami melibatkan 225 pakar dari 54 perguruan tinggi. Fokus kami bukan hanya komoditas utama, tetapi juga 15 komoditas potensial yang sudah siap masuk ke fase hilirisasi,” ujarnya.
Konsorsium riset ini juga akan didukung dengan skema pembiayaan yang memanfaatkan APBN, serta jaminan hak kekayaan intelektual dan royalti bagi para peneliti. Hasil riset diharapkan dapat dipatenkan dan dikomersialisasikan melalui BUMN atau kemitraan industri nasional.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyambut baik inisiatif kolaboratif ini dan menyatakan kesiapannya untuk menyediakan anggaran, benih unggul, alat pertanian, serta lahan uji coba.
“Ini yang selama ini kami impikan—sinergi antara kampus pencetus ide, pemerintah sebagai regulator, dan industri sebagai pelaksana. Produksi kita ke depan tidak boleh lagi berhenti di bahan mentah, tapi masuk ke hilirisasi,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menyoroti pentingnya koneksi antara hasil penelitian dan aplikasinya di lapangan.
“Standarisasi, pengembangan, dan koneksi antarpeneliti dari kampus, kementerian, hingga pelaku industri harus dibangun agar hasil riset tidak berhenti di meja laboratorium,” ujarnya.
TNI AL juga menyampaikan laporan positif atas sejumlah uji coba penanaman komoditas pangan yang telah mereka lakukan. Kepala Staf Angkatan Laut Muhammad Ali hadir langsung untuk menyampaikan dukungan terhadap agenda ketahanan pangan nasional.
Langkah sinergis ini sejalan dengan visi besar Presiden Prabowo Subianto untuk menjadikan Indonesia sebagai negara swasembada pangan dan eksportir komoditas strategis dunia. Melalui riset terarah dan kolaboratif, pemerintah berharap dapat memangkas ketergantungan impor dan memperkuat daya saing pertanian nasional.
Kemdiktisaintek juga menekankan pentingnya model bisnis agribisnis berbasis output, pemetaan logistik, pendekatan teritorial, dan inovasi kelembagaan sebagai pilar utama dalam mewujudkan sistem pangan nasional yang tangguh dan berkelanjutan.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Laut, Muhammad Ali, Sekretaris Ditjen Risbang, Beny Bandanadjaja, serta para staf khusus menteri dan perwakilan peneliti dari berbagai perguruan tinggi. (R)