Jakarta (buseronline.com) – Perum Bulog menyatakan kesiapan penuh untuk menyerap hingga 1 juta ton jagung hasil panen petani sebagai bagian dari program ketahanan pangan nasional.
Langkah ini dilakukan melalui kerja sama strategis dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri), yang akan turut mengawal kelancaran dan pengawasan distribusi hasil panen tersebut.
Komitmen ini ditegaskan dalam pertemuan antara Direktur Utama Perum Bulog, Letjen TNI Novi Helmy Prasetya SIP MIP dan Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri, Komjen Pol Prof Dr Dedi Prasetyo SH MHum MSi MM yang juga menjabat sebagai Ketua Gugus Tugas Ketahanan Pangan Polri.
Audiensi berlangsung, Senin, di Ruang Pertemuan Dirut Bulog, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak sepakat membangun skema penyerapan jagung nasional yang akan melibatkan 26 Kantor Wilayah dan 133 Kantor Cabang Bulog di seluruh Indonesia.
Bulog akan bertindak sebagai lembaga penyerap hasil panen dengan dukungan fasilitas gudang berkapasitas 120 hingga 300 ton per unit serta peralatan pengering untuk menjaga mutu jagung.
“Dengan infrastruktur yang kami miliki, Bulog siap menyerap 1 juta ton jagung sekaligus menjaga keseimbangan harga untuk kesejahteraan petani,” ujar Dirut Bulog, Letjen TNI Novi Helmy Prasetya.
Harga pembelian jagung ditetapkan sesuai kebijakan Badan Pangan Nasional agar tetap menguntungkan petani serta menjaga stabilitas pasar. Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp6 T untuk mendukung kelancaran program ini.
Polri, melalui jajaran Kapolres di seluruh daerah, akan memastikan pengawasan distribusi berjalan lancar dan bebas dari spekulasi yang berpotensi merugikan petani.
Irwasum Polri Komjen Pol Dedi Prasetyo menegaskan bahwa dukungan penuh akan diberikan oleh seluruh jajaran kepolisian. “Sinergi ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. Kami akan memastikan seluruh elemen kepolisian terlibat aktif dalam pengawasan dan pendampingan,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut dari kesepakatan ini, Bulog dan Polri akan melakukan pengecekan kesiapan gudang dan peralatan pengering di seluruh unit. Selain itu, akan dilakukan sosialisasi kepada petani melalui pendampingan yang melibatkan Polri dan dinas pertanian terkait.
Langkah ini diharapkan tidak hanya menjaga ketersediaan stok pangan nasional, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani melalui penyerapan hasil panen dengan harga yang layak dan distribusi yang tertib. (R)