Jakarta (buseronline.com) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menutup rangkaian webinar series “Pariwara Antikorupsi 2025” dengan menggelar sesi pamungkas bertema “Keterampilan Eksekusi Komunikasi, Kunci Keberhasilan Kampanye Antikorupsi”, Rabu.
Disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube KPK RI, kegiatan ini menjadi ajang berbagi praktik baik dan peningkatan kapasitas komunikasi publik, khususnya bagi pemerintah daerah, BUMD, serta masyarakat luas.
Kasatgas Sosialisasi dan Kampanye KPK, Dotty Rahmatiasih, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program ini tidak hanya bersifat sosialisatif, tetapi juga merupakan ajakan untuk bergerak bersama membangun budaya integritas mulai dari tingkat lokal.
“Pariwara Antikorupsi 2025 ini bukan hanya program sosialisasi. Ini merupakan ajakan untuk bergerak bersama membangun budaya integritas dari level paling lokal. Pemda dan BUMD kita harapkan bisa jadi motor penggerak utama,” ujarnya.
Program Pariwara Antikorupsi 2025 telah berlangsung sejak 1 Juni dan akan berakhir pada 26 September 2025.
Tidak sekadar kampanye biasa, kegiatan ini mengusung pendekatan kolaboratif berbasis iklan layanan masyarakat (ILM), di mana pemerintah daerah diberikan kebebasan merancang gaya kampanye sesuai karakter lokal baik melalui media sosial, media konvensional, maupun aksi lapangan langsung ke masyarakat.
Sebagai bentuk apresiasi, KPK akan memberikan penghargaan kepada daerah dengan kinerja komunikasi publik terbaik dalam menyampaikan pesan antikorupsi pada November 2025 mendatang.
Aspek yang dinilai meliputi kreativitas, konsistensi, dan inovasi dalam pelaksanaan kampanye.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bagian Pelayanan Informasi dan Komunikasi Publik KPK, Chrystellina GS menekankan pentingnya strategi komunikasi yang efektif dan dekat dengan masyarakat.
“Isu korupsi itu berat, tetapi bukan berarti harus disampaikan dengan cara yang berat pula. Tantangannya justru bagaimana membuat pesan antikorupsi terasa dekat, relevan, bahkan menyenangkan bagi publik,” jelasnya.
Ia menyebut tiga kunci utama keberhasilan kampanye: isu yang kuat, kemasan yang menarik, dan media yang tepat.
Menurutnya, keberhasilan kampanye tidak diukur dari seberapa viral, tetapi seberapa relevan dan mengena di hati publik.
Kampanye seperti #hajarseranganfajar dan konten edukatif di TikTok tentang Rupbasan menjadi contoh pendekatan kreatif yang efektif menjangkau generasi muda.
Menutup sesi webinar, Executive Creative Director Finch, Lembu Wiworo Jati menggarisbawahi pentingnya memahami karakter audiens dalam menyusun strategi komunikasi publik.
Ia menekankan bahwa kreativitas adalah modal utama dalam membentuk pesan yang berdampak.
“Kita harus mengenali audiens kita. Kreativitas itu sudah ada di dalam diri kita semua tinggal bagaimana kita meramunya agar tepat sasaran,” ujarnya.
Menurut Lembu, kampanye yang menyentuh sisi emosional publik akan lebih mampu memantik kesadaran dan perubahan perilaku.
Ia juga menegaskan bahwa komunikasi publik yang baik adalah yang membangun hubungan emosional, bukan hanya menyampaikan informasi.
Pariwara Antikorupsi 2025 diharapkan menjadi gerakan nasional yang mengakar di daerah, mendorong transformasi nilai dan budaya antikorupsi melalui pendekatan yang kreatif, kolaboratif, dan berdampak nyata bagi masyarakat luas. (R)