Depok (buseronline.com) – Pengembangan cagar budaya perlu didukung dan diperjuangkan sehingga menjadi kebijakan pemerintah yang mendukung visi misi Kota Depok maju berbudaya sejahtera.
Apalagi, pengembangan ini didukung juga oleh Pemerintah Belanda melalui Kedubes dan berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, termasuk UI sebagai perguruan tinggi yang berlokasi di Depok.
Hal itu dikatakan Ketua DPRD Kota Depok, Jawa Barat, TM Yusufsyah Putra usai ikut terlibat dalam riset cagar budaya kelas dunia dengan mengikuti workshop Pengembangan dan Pemanfaatan Cagar Budaya sebagai Aset Pembangunan Kota Depok dengan narasumber mancanegara dari Belanda.
“Saya mohon izin ikut menyimak sebagai bahan tesis saya di Kajian Pengembangan Perkotaan Sekolah Kajian Strategi Global (SKSG) Universitas Indonesia,” kata Yusuf yang tengah menjadi mahasiswa pascasarjana UI, di Depok, Jabar, Kamis (24/11/2022).
Ia menyampaikan terima kasih dan berharap riset cagar budaya berkontribusi dalam pengembangan cagar budaya di Kota Depok.
“Saya pribadi berkomitmen mengawal dan memperjuangkan cagar budaya Depok Lama menjadi kebijakan pemerintah Kota Depok dari sisi legislatif,” katanya.
“Semoga hasil kajian ini menjadi legasi yang berdampak nyata bagi warga kota Depok menghadirkan ruang publik baru agar anak-anak muda bisa merasakan Depok tempo dulu,” tambahnya.
Kadis Disporyata Depok Dadan Rustandi mengatakan Depok memiliki keunikan cagar budaya Belanda yang lengkap dengan kehidupan sosial sebagai living heritage yang masih eksis di tengah perkembangan Kota Depok yang makin modern.
Hal ini tentu melengkapi warisan tak benda Kota Depok yang telah ditetapkan secara resmi seperti Gong Si Bolong dan Tari Topeng Cisalak.
Pemko Depok bersama Tim Peneliti Historic Urban Landscape Belanda menggelar Pelatihan Quick Scan Historic Urban Landscape atau Lanskap Kota Bersejarah pada 21-25 November 2022 yang menghadirkan para narasumber dari Belanda.
Depok yang menjadi tuan rumah Pelatihan Quick Scan HUL akan menghadirkan para narasumber kelas dunia seperti Peter Timmer dan Jacqueline Rosbergen (Kementerian Pendidikan, Budaya dan Sains Belanda).
Selain itu juga ada Hesti Tarekat Dipoyono (Diaspora Indonesia di Belanda) serta Prof Dr Kemas Ridwan Kurniawan dari Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) bersama para mitra dari Yayasan Cornelis Chastelein (YLCC), Universitas Trisakti, IPB University dan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII).
Dalam rangkaian pelatihan ini juga kembali menghadirkan Duta Besar Belanda di Indonesia HE Lambert Grijns yang akan bergabung pada 24 November 2022 sekaligus ikut berkeliling kawasan Depok Lama dan Rumah Cimanggis di bilangan kampus UIII.
Hadir dalam kegiatan workshop Quick Scan Heritage Urban Landscape itu adalah ahli Sejarah YLCC Boy Loen, Ahmad Fitrianto Sekjen ILUNI UI, Ahmad Fitrianto, Tim Sinergitas Kota Depok, Askar Triwiyanto.