Tangerang (buseronline.com) – Sebanyak 229 perguruan tinggi dari total 245 perguruan tinggi pelaksana, menandatangani perjanjian kerja sama pelaksanaan Program Praktisi Mengajar (PPM) Angkatan 2 Tahun 2023 di Tangerang, Banten.
Kegiatan ini dilakukan sebagai ajang untuk memperkuat komitmen dan sinergi perguruan tinggi pelaksana, tim pelaksana program, serta pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program.
“Kehadiran bapak/ibu pada kegiatan hari ini juga sebagai bentuk komitmen kita untuk mendukung penuh proses pembelajaran dan meningkatkan kapasitas mahasiswa melalui PPM. Dengan adanya kegiatan hari ini, semoga pelaksanaan PPM Angkatan 2 tahun 2023 bisa benar-benar memenuhi harapan yang sudah kita targetkan bersama,” tutur Direktur Sumber Daya, Direktorat Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Mohammad Sofwan Effendi, di Tangerang.
Sementara itu, Plt Direktur Kelembagaan dan Sumber Daya Pendidikan Tinggi Vokasi Muhammad Fajar Subkhan mengungkapkan bahwa PPM merupakan wadah kemitraan dan penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri.
“Kita semua menyadari, bahwa sistem pendidikan perlu disesuaikan guna menghubungkan teori dan praktik di lapangan, supaya pembelajaran di perguruan tinggi lebih relevan dengan perubahan sosial budaya serta kebutuhan dunia kerja, dan lulusan yang dihasilkan menjadi intelektual yang siap berkarya,” urainya.
Pada kesempatan ini, Kepala Program Praktisi Mengajar, Gamaliel Waney menerangkan bahwa pelaksanaan PPM Angkatan 1 Tahun 2022 lalu mendapatkan penerimaan yang sangat baik dari perguruan tinggi, dosen, praktisi, dan tentunya juga mahasiswa.
Pelaksanaan angkatan pertama telah menghasilkan lebih dari 4.500 mata kuliah kolaborasi yang melibatkan ribuan praktisi di lebih dari 250 perguruan tinggi di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, Gamaliel juga menambahkan pada pelaksanaan angkatan kedua tahun 2023, terdapat peningkatan yang signifikan baik dari jumlah mata kuliah kolaborasi maupun jumlah praktisi.
Sebanyak 4.738 praktisi akan hadir di kelas kelas perkuliahan dengan 7.935 mata kuliah kolaborasi yang akan dilaksanakan. Angka ini meningkat signifikan di mana tahun lalu terdapat 4.046 praktisi yang terlibat dan 4.966 mata kuliah kolaborasi.
“Kami ingin memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada seluruh pimpinan perguruan tinggi karena telah mempercayakan PPM untuk hadir dan memberikan warna baru dalam proses pembelajaran di kelas. Besar harapan kami, dengan terjadinya kegiatan penandatanganan perjanjian kerja sama hari ini, dapat memperkuat komitmen kita bersama dalam penyelenggaraan program agar dapat mendorong terwujudnya sinergi yang lebih solid,” ucap Gamaliel.
Senada dengan itu, Rektor Universitas Cahaya Bangsa Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Sri Erliani menyampaikan apresiasi atas PPM Angkatan 1 tahun 2022 yang terselenggara di perguruan tinggi yang dipimpinnya.
“Di tahun 2022, kami mengapresiasi praktisi yang telah memberikan kontribusi di program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, kami melihat antusiasme mahasiswa yang besar. Mahasiswa kami mendapat ilmu dan wawasan tidak hanya teori namun memahami suasana nyata dunia kerja. Angkatan kedua ini kami menambah kelas program studi Keperawatan untuk PPM,” tutur Sri.
Selanjutnya, Rektor Universitas Pendidikan Muhammadiyah Sorong, Provinsi Papua Barat Daya, Rustamadji turut mengisahkan praktik baik penyelenggaraan PPM saat sesi testimoni.
“Kami sampaikan apresiasi untuk Kemendikbudristek atas upaya dan keberlanjutan PPM, sebuah program yang menyenangkan serta dapat memunculkan talenta dan potensi mahasiswa. Salah satu praktisi yang kami hadirkan di Fakultas Pendidikan Bahasa, Sosial, dan Olahraga yaitu Boaz Solossa, pesepakbola profesional yang memberikan pembelajaran bermain sepak bola secara langsung kepada mahasiswa,” tegasnya.
Tak ketinggalan, hadir mewakili Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Wakil Rektor II, I Wayan Puguh mengungkapkan kegembiraannya atas dukungan dari semua pemangku kepentingan saat pelaksanaan PPM Angkatan 1 tahun 2022.
“Saat awal pelaksanaan program, masih terdapat kendala terutama koordinasi di antara dosen dan praktisi, namun hal tersebut tidak lantas memadamkan semangat Unsultra melaksanakan program (Praktisi Mengajar). Bahkan, di Angkatan kedua ini, Unsultra menambah jumlah kelas yang semula 7 kelas menjadi 13 kelas serta praktisi yang siap berkontribusi menjadi 9 orang praktisi dari yang sebelumnya ada 5 orang praktisi,” pungkasnya.
Praktisi mengajar adalah program yang diinisiasi oleh Kemendikbudristek RI agar lulusan perguruan tinggi lebih siap untuk masuk ke dunia kerja. Program ini mendorong kolaborasi aktif dosen juara dengan praktisi ahli agar tercipta pertukaran ilmu dan keahlian yang mendalam dan bermakna antara sivitas akademika di perguruan tinggi dengan kaum profesional di dunia kerja.
Kolaborasi ini dilakukan dalam mata kuliah yang disampaikan di ruang kelas, baik secara luring maupun secara daring.
Dalam program ini, mata kuliah dirancang dan dikelola secara bersama atau secara kolaboratif antara dosen dengan praktisi, sehingga mahasiswa dapat memperoleh pembelajaran holistik yang menghubungkan teori dengan praktik lapangan.
Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat lebih siap untuk terjun ke dunia kerja, dan menjadi pemimpin masa depan dalam berbagai pilihan karier sesuai minat dan potensi masing-masing.