Medan (buseronline.com) – Sebagai salah satu dari lima program prioritas, bidang kesehatan menjadi sektor yang mendapat perhatian serius Wali Kota Medan Bobby Nasution. Sebab, menantu Presiden RI Joko Widodo ini menyadari jika kesehatan sangat penting dan selalu dibutuhkan masyarakat setiap saat.
Di samping memperbaiki sarana dan prasarana serta SDM-nya, Bobby Nasution juga mendorong perangkat daerah terkait untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Artinya, tidak hanya sekedar menunggu tapi juga harus jemput bola dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang membutuhkannya.
Terkait itu, RSUD Dr Pirngadi Medan langsung menindaklanjuti instruksi yang disampaikan Bobby Nasution. Rumah sakit milik Pemko Medan ini pun akan menghadirkan program jemput bola, terutama bagi pasien penderita hemodialisa dan pasien penderita stroke yang harus melakukan kontrol rutin namun kesulitan dalam mobilitasnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dr Taufik Ririansyah sekaligus Plt Direktur RSUD Dr Pirngadi Medan mengungkapkan program jemput bola pasien hemodialisa terlebih dahulu akan dibentuk tim dan penjadwalan sesuai dengan jadwal pasien sehingga dapat diantar jemput. Rencananya, program akan mulai berjalan bulan depan.
“Jadi pasien hemodialisa tidak harus menunggu lama untuk antriannya, sehingga nanti yang kita harapkan pasien-pasien yang lain mau juga mengikuti program hemodialisa di RS Pirngadi. Ini juga memudahkan mobilitas dan membantu meringankan pasien dengan harapan bisa merasa terpuaskan lewat pelayanan jemput bola ini,” kata Taufik saat dihubungi kemarin.
Untuk pelayanan jemput bola, terang Taufik, tidak hanya di pelayanan hemodialisa saja, tapi juga di penyakit yang rutin. Jadi, pasien tetap pirngadi akan bertambah dengan pelayanan yang tidak menyusahkan masyarakat terkait birokrasinya.
“Nanti pasien akan di jemput dan diarahkan ke ruang hemodialisa dan selesai akan diantarkan kembali ke rumah pasiennya masing masing,” terangnya.
Tidak berhenti sampai di situ, sambung Taufik lagi, bukan hanya di hemodialisa dan penyakit rutin saja, yang berhubungan dengan diagnosa penyakit lain dan mobilisasinya yang sulit juga kemungkinan program jemput bola akan berkembang ke jenis penyakit lainnya.
“Untuk rencana ke depan, konsepnya, pasien penanganan stroke, rutin mengambil obat bisa saja nanti dibuat program itu. Ada juga program ke depannya yang masih direncanakan adalah eliminasi katarak bersama Dinas Kesehatan. Nanti, akan disiapkan kebutuhan BAP obat, operasi juga spesialis,” imbuhnya.
Sementara itu, terang Taufik, setelah perencanaan selesai dan solid, RS Pirngadi akan mengkoordinasikannya dengan seluruh kepala puskesmas serta BPJS Kesehatan apabila ada masyarakat yang terdaftar diagnosa katarak di wilayah kerjanya masing-masing.
“Yang mau dioperasi akan dikoordinasi dengan BPJS Kesehatan sehingga diselenggarakan rujukan tetap pasien katarak. Kemudian, RS Pirngadi akan menjadwalkan berapa pasien katarak yang akan dioperasi setiap harinya,” ungkapnya.
Begitu juga dengan pasien-pasien yang sudah discreening, ujar Taufik menambahkan, mereka nantinya akan dijemput ke rumahnya dan diantar pulang usai menjalani operasi katarak. “Itu dilakukan setiap harinya selama kurun waktu eliminasi katarak,” jelasnya.