26 C
Medan
Jumat, September 20, 2024

Peran Perempuan Dalam Pengembangan UMKM Sangat Signifikan

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Tebingtinggi (buseronline.com) – Peran perempuan dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) cukup signifikan atau sebesar 53,7 persen.

Hal ini dikatakan Ministry of Cooperatives and SMEs of The Republic of Indonesia Universitas Indonesia (UI), Aga Adi Winawan saat menjadi narasumber dalam Talk Show Kepemudaan dalam rangkaian kegiatan Indonesia Maju Expo dan Forum 2023 di Panggung Bhinneka, Parkir Selatan TMII, Jakarta.

Aga mengatakan perempuan dapat berperan sebagai pengusaha, investor, atau tenaga kerja dalam UMKM. Selain itu, partisipasi perempuan juga dapat membantu meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam bisnis serta memperkuat hubungan antara pelaku UMKM dengan pemerintah dan masyarakat.

Namun, peran perempuan dalam UMKM tidak berjalan mulus, masih ada faktor penghambat, misalnya dari efek samping budaya patrika, kurangnya akses terhadap sumber daya (pendanaan, pelatihan dan pendidikan), streotip perempuan tidak dapat menjadi pemimpin, dan lahirnya hambatan sistematis mencegah perempuan menjadi pebisnis.

Menurutnya, perempuan perlu didukung dan tidak boleh dibiarkan berjuang sendiri. Ada dua solusi yang dapat menjadi konsiderasi, pertama women leadership dapat membantu mengatasi stereotip bahwa perempuan tidak mampu menjadi pemimpin dalam bisnis serta memperkuat hubungan antara pelaku UMKM dengan pemerintah dan masyarakat.

Kedua, ekosistem yang mendukung perempuan seperti akses terhadap pendanaan, pelatihan, dan pasar juga sangat penting.

“Pemerintah, lembaga keuangan, dan pelaku bisnis perlu bekerja sama untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi perempuan dalam mengembangkan usaha mereka,” harapnya.

Dengan kolaborasi lintas sektor dan kepemimpinan untuk demokratisasi akses perempuan, dimana pemerintah sebagai regulator fasilitator untuk menghubungkan dan memberikan akses.

Lembaga keuangan dapat mengembangkan program pelatihan khusus yang mengakomodasi kebutuhan perempuan dalam UMKM.

Sementara pelaku bisnis dapat menjalin kemitraan, memberikan akses pasar yang lebih luas atau bahkan membantu dalam pemasaran dan distribusi produk. Masyarakat mendukung produk dan layanan yang dihasilkan oleh UMKM perempuan serta mempromosikan kesetaraan gender dan keadilan sosial dalam lingkungan bisnis.

Lantas, masyarakat luas apa partisipasinya dalam optimalisasi peran perempuan ?

Aga mengatakan warga dapat membantu dalam menyediakan lingkungan yang inklusif dan mendukung bagi perempuan dalam UMKM.

Warga dapat berperan sebagai pelanggan atau konsumen yang membeli produk dan jasa dari UMKM yang dikelola oleh perempuan.

“Pun warga dapat menciptakan budaya yang menghargai kesetaraan gender dan memberikan kesempatan yang sama bagi perempuan dalam berwirausaha. Memberikan motivasi dan dorongan kepada perempuan untuk terus meningkatkan kualitas produk dan layanan mereka,” pungkasnya.

“Semoga perempuan dapat maju dan berjaya,” harapnya.

Sementara itu, Nandhita Dea (pemilik usaha madu Mak Wo), yang juga menjadi narasumber pada acara tersebut menekankan pada bagaimana perempuan harus fokus pada dirinya dan usahanya.

Dijelaskannya, bahwa pada saat dirinya menjalani proses pembuatan produknya, dia membutuhkan support system, yang mana hal ini merupakan hal yang penting dalam membangun suatu UMKM.

Apresiasi turut disampaikannya kepada pemerintah, atas dukungan pemerintah melalui kebijakan yang turut membantu UMKM, misalnya Perkumpulan UMKM yang diberdayakan oleh pemerintah daerah, seperti Pemerintah DKI Jakarta dan Pemerintah Jawa Barat.

“Bahwa pemberdayaan UMKM terutama untuk perempuan dari pemerintah sangatlah penting dan juga pentingnya koneksi dalam berwirausaha,” harapnya.

Ia menyarankan kepada kaum perempuan yang ingin berwirausaha untuk memulai menjaring koneksi melalui sosial media seperti grup Facebook ataupun dari perkumpulan UMKM serta dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah.

“Saya juga berpesan untuk melakukan riset yang matang sebelum memulai produk, mulai dari menentukan produk apa yang di jual, target pasar, strategi pemasaran, dan lain sebagainya. Serta pembuatan SWOT sebelum meluncurkan produknya,” ucapnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru