Jakarta (buseronline.com) – Indonesia diprediksi mengalami kekeringan di bulan Juni 2023 imbas adanya Indian Ocean Dipole (IOD) dan indeks El Nino Southern Oscillation (ENSO) telah melewati tahap netral.
“Pergerakan ENSO dan IOD yang sama-sama menguat ke arah positif pada Juni 2023, mempengaruhi kondisi Indonesia yang menjadi lebih kering daripada fenomena El Nino atau IOD positif yang terjadi sendiri,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers di Jakarta.
“Sesuai hasil prediksi di bulan Maret lalu bahwa indeks ENSO semakin menguat, bahkan BMKG juga mendeteksi adanya IOD di indeks yang juga semakin menguat ke arah positif,” lanjut Dwi.
Adanya deteksi ke arah positif dari kedua pengamatan suhu muka air laut mengakibatkan keduanya saling menguatkan untuk membuat wilayah Indonesia menjadi lebih kering.
“Untuk kali ini, dua fenomena ini terjadi bersamaan,” jelas Dwi.
Sementara, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI dr Siti Nadia Tarmizi MEpid meminta masyarakat mewaspadai risiko penyakit yang bisa muncul.
Bukan hanya dari cuaca panas ekstrem yang juga terjadi di banyak negara lain, tetapi akibat tingginya polusi.
Heat stroke hingga kemungkinan penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) mengintai di tengah cuaca buruk.
Soal cuaca panas, dr Nadia meminta masyarakat untuk tidak keluar rumah tanpa memakai masker, demi kesehatan kulit.
“Karena cuaca sangat panas, lebih baik gunakan sunscreen terutama yang aktivitas di luar ruangan,” kata dr Nadia kepada media di Jakarta.
“Jangan sampai dehidrasi, minum air putih minimal 8 gelas perhari,” lanjut dr Nadia.
Waspadai jika muncul gejala berupa kulit terasa panas dan kering, pucat, kram kaki maupun perut, disertai mual, muntah dan pusing.
Segeralah memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
“Pakai masker, karena cuaca panas, banyak debu, dan juga polusi,” tutup dr Nadia.