26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Kemendikbudristek Tingkatkan Kapasitas Pendidik Kepercayaan Mengenai Kurikulum Merdeka di Pematangsiantar

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Pematangsiantar (buseronline.com) – Kapasitas pendidik Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa terkait implementasi Kurikulum Merdeka penting untuk terus ditingkatkan agar menjaga kualitas pembelajaran bagi peserta didik penghayat.

Hal tersebut disampaikan Pamong Budaya Ahli Utama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Sri Hartini, saat membuka kegiatan peningkatan Kapasitas Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Kota Pematangsiantar.

Melalui kegiatan tersebut, pendidik kepercayaan yang sementara ini dikenal sebagai Penyuluh Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, ditingkatkan wawasannya terkait Kurikulum Merdeka serta keterampilannya menyusun perangkat pembelajaran.

“Peningkatan kapasitas penyuluh ini dalam rangka optimalisasi layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bagi peserta didik penghayat,” ujar Sri Hartini.

Hal tersebut sejalan dengan amanat Permendikbud, Nomor 27 Tahun 2016 tentang Layanan Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan, dan Keputusan Kepala BSKAP Nomor 057/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Budi Pekerti pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dalam Kurikulum Merdeka.

Kegiatan peningkatan kapasitas penyuluh kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa diselenggarakan Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.

Kegiatan ini diikuti oleh 38 penyuluh kepercayaan dari tiga provinsi, yaitu Provinsi Aceh, Provinsi Riau, dan Provinsi Sumut.

Peserta dibekali materi esensi sebagai pendidik oleh Presidium Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia (MLKI) Pusat, Andri Hernandi; materi Teknik komunikasi dalam Pembelajaran oleh praktisi komunikasi Otto Bambang Wahyudi, dan materi Pengenalan Istilah yang Digunakan dalam Kurikulum Merdeka oleh praktisi pendidikan Jaya Damanik.

Peserta dibagi ke dalam kelompok sesuai fase, yaitu fase A-F. Setiap kelompok peserta didampingi oleh fasilitator untuk mengenali capaian pembelajaran Pendidikan Kepercayaan dan berlatih menyusun Tujuan Pembelajaran (TP), Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), dan menurunkannya ke dalam model pembelajaran atau modul ajar (MA) sederhana.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Sumut Wilayah VI, Ramadhan Zuhri Bintang turut hadir dan memotivasi para peserta kegiatan.

Sebagai pendidik, katanya, hendaknya para penyuluh kepercayaan terus fokus meningkatkan kapasitasnya secara substansi dan meningkatkan keterampilan mengajar dengan baik.

“Penyuluh kepercayaan agar memanfaatkan momen kegiatan ini dan mengimplementasikannya dalam pembelajaran sekembalinya ke lokasi masing-masing,” imbaunya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Simalungun Sudiahman Saragih juga menekankan bahwa peserta didik penghayat di satuan pendidikan di Kabupaten Simalungun telah terlayani dengan baik dalam Pendidikan Kepercayaan.

“Penyuluh kepercayaan harus terus semangat meningkatkan kemampuan mengajarnya dan lebih percaya diri dalam berkomunikasi dengan dinas pendidikan setempat dan satuan pendidik dalam mengatasi permasalahan layanan Pendidikan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” tuturnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru