26 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Kelompok Kerajinan Anyaman Purun Serasi di Langkat Sulap Rumput Jadi Ragam Kerajinan Tangan Bernilai Jual

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Langkat (buseronline.com) – Kaum ibu-ibu yang tergabung dalam Kelompok Kerajinan Anyaman Purun Serasi di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, mampu merubah tanaman purun yang dikenal sebagai gulma (rumput) dan kerap tumbuh di rawa-rawa menjadi beragam kerajinan tangan menarik dan berkualitas.

Kepada wartawan, Sekretaris Kelompok Kerajinan Anyaman Purun Serasi Milda Rizki mengatakan beragam kerajinan berbahan dasar gulma yang dihasilkan para kaum ibu itu terdiri dari tas, dompet, tempat tisu, hingga sarung penutup tudung saji.

Menurutnya, sejak jaman dulu para leluhur telah memanfaatkan purun menjadi hasil kerajinan tangan. Namun saat itu, kerajinan tangan yang dihasilkan para leluhur masih monoton dalam bentuk tikar tradisional.

Sekira tahun 2015, kelompok tersebut mendapat pelatihan dari PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field, berupa inovasi pembuatan produk kerajinan tangan berbahan dasar purun.

Di bawah binaan Pertamina CSR, Kelompok Serasi didukung dengan pengadaan mesin jahit dan bantuan pemasaran, termasuk edukasi pemasaran secara digital dengan mempromosikannya melalui akun media sosial.

Dicontohkan, kini setiap ibu-ibu pengrajin mampu membuat 30 tas tiap bulannya, meski jumlah itu masih bisa digenjot bila ada pesanan dalam jumlah besar.

Untuk harga, terangnya, setiap hasil kerajinan tangan dijual dengan harga bervariasi mulai Rp20-100 ribu tergantung jenis dan tingkat kesulitan pembuatannya.

Diketahui, hingga saat ini Milda dan rekan-rekannya mampu memproduksi 28 jenis hasil kerajinan tangan dari purun, yang bahkan sempat dipamerkan dalam sebuah ajang pameran seni di Korea Selatan, beberapa waktu lalu.

Menurut Manager Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field M Luthfi Ferdiansyah, pelatihan dan bantuan itu adalah upaya pihaknya dalam menyelesaikan masalah perekonomian di wilayah tersebut, dengan memadukan potensi budaya yang ada, yakni keterampilan menganyam para wanita di Lubuk Kertang dengan sumber daya purun yang melimpah.

“Upaya memberdayakan masyarakat secara ekonomi tak boleh lepas dari budaya dan potensi daerah itu sendiri. Dengan begini, budaya menganyam dapat terus terjaga, sedangkan purun yang selama ini menjadi masalah bagi kelompok tani dapat diubah menjadi bahan dasar kerajinan tangan menarik dan memiliki nilai jual,” jelasnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru