Medan (buseronline.com) – Manager Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Medan Ricki Yakop mengatakan terkait dengan demo Forum Komunikasi Mahasiswa Sumatera Utara adanya pencurian lisrik oleh pengelola Bitcoin ilegal, maka pihak PLN Medan sudah menindaklanjuti dengan menyisir dan benar ditemukan di sembilan titik lokasi ada penyambungan listrik secara liar (pencurian listrik) dan kabel yang digunakan untuk menyambung listrik telah disita PLN.
Di Medan ada 23 tim P2TL (Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik) untuk enam ranting/Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3). Satu tim itu ada tiga orang PLN ditambah satu polisi.
“Kita telah instruksikan kepada UP3 untuk menyisir ruko-ruko kosong yang dicurigai ada kabel listrik yang nyambung ke ruko-ruko tersebut,” kata Ricki Yakop kepada wartawan di Medan, Jumat (21/7/2023).
Seperti dikatakan mahasiswa saat demo ke PLN, Kamis (20/7/2023) lalu, bahwa mahasiswa mendukung dan meminta pihak PLN bersama Polda Sumut untuk serius memberantas mafia pencurian arus listrik di beberapa lokasi di Kota Medan yang digunakan untuk operasi penambangan Bitcoin.
Adanya dugaan tambang Bitcoin ilegal di Medan yang tidak memiliki izin. Dalam penambangan Bitcoin ini, menggunakan komputer dengan spesifikasi khusus dan membutuhkan daya listrik yang sangat besar. Diperkirakan menggunakan ribuan unit mesin komputer untuk menambang Bitcoin.
Setiap komputer butuh 1.300 watt, jelas Kordinator aksi mahasiswa, Iskandar Muda Harahap kepada wartawan.
Bitcoin adalah transaksi keuangan digital yang diciptakan tahun 2008. Konsep baru tentang uang di internet. Selanjutnya dijelaskan Ricki, pernah terjadi di Metro Ling, travo meledak.
Ledakan travo itu karena kapasitas penggunaan listrik melebihi daya yang tersedia, namun bukan berarti kalau ada ledakan travo karena ada pencurian listrik.
Ricki menghimbau pergunakan listrik dengan legal sesuai kontrak dengan PLN. Jangan gunakan listrik tanpa pengaman dari PLN.
Di sembilan titik yang telah dibongar kabel pencurian listriknya tersebut, kata Ricki diperkirakan PLN mengalami kerugian sekitar Rp70 juta/bulan untuk setiap titiknya. Karena listrik yang digunakan 65.000 Kwh.
Diperkirakan ratusan juta rupiah kerugian PLN, namun belum sampai triliun rupiah. Kesembilan titik itu tersebar di Medan Kota, Medan Selatan, Pancurbatu dan Delitua.
Untuk tersangkanya belum ada, karena listrik itu disambung ke ruko-ruko yang kosong. Petugas PLN juga tidak boleh mendekati gedung tersebut karena ada yang menjaganya.
Ia mengatakan pihaknya telah menginstruksikan ke manager PLN ranting supaya menyisir ruko-ruko kosong yang dicurigai mencuri listrik.
Pada malam hari, dari ruko tersebut akan terdengar suara yang bising, karena ada ratusan komputer yang beroperasi 24 jam dan pada malam hari akan terdengar suara yang bising dari gedung tersebut.
Gedung itu dijaga oknum-oknum tertentu, sehingga petugas PLN tidak bisa mendekat. Bila warga ada mendengar suara bising dari ruko yang kosong tersebut, segera laporkan ke PLN.
“Kita belum pastikan, tidak ada melibatkan oknum PLN dalam masalah pencurian listrik ini,” ujarnya.
Menurut Ricki, setelah pihak PLN membongkar jaringan kabel pencurian listrik itu, maka ada pula yang menyambung kembali atau pindah lokasi. Untuk itu PLN butuh laporan dari masyarakat.