26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Kemenkes RI Beri Perhatian Khusus Bagi Wilayah Risiko Polio

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memberikan perhatian khusus bagi wilayah di Indonesia dengan risiko polio, berdasarkan capaian imunisasi rutin dalam tiga tahun terakhir.

Wilayah yang cakupan imunisasinya masih rendah dan rawan terjadinya KLB seperti Provinsi Aceh melalui upaya pelaksanaan penguatan imunisasi rutin.

Selain itu juga upaya pelacakan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV dan 1 dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia, meningkatkan analisa dan pemanfaatan data.

”Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi polio yaitu empat dosis untuk polio yang tetes dan satu dosis untuk suntikan sesuai dengan usia anaknya,” jelas Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes dr Prima Yosephine MKM, saat Keterangan Pers Germas secara virtual, Rabu (30/11/2022).

Upaya lainnya yaitu dengan melaksanakan imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasinya, pastikan seluruh sasaran mendapatkan 4 dosis imunisasi bOPV dan 1 dosis imunisasi IPV.

Mengingat imunitas atau kekebalan vaksin untuk mencegah tertularnya terhadap polio tipe 2 hanya bisa didapatkan dari imunisasi suntikan.

Berdasarkan laporan cakupan imunisasi rutin, dua provinsi yang sangat berisiko tinggi dilihat dari cakupan vaksinasi Oral dibawah 60 persen pada tahun 2020.

Sementara ada 13 provinsi yang warnanya merah ini adalah yang berisiko tinggi dimana cakupannya hanya berkisar 60-79 persen.

Lalu kita punya 13 provinsi juga yang cakupannya sedang, sebesar 80-94 persen, kemudian kita punya 6 provinsi dengan capaian cukup baik untuk imunisasi polio di atas 95 persen.

Jika dilihat berdasarkan kabupaten kota, dari 514 kabupaten kota kita masih punya 60 kabupaten kota yang sangat berisiko yang cakupannya dibawah 60%.

Kemudian ada 132 kabupaten/kota yang risikonya tinggi antara 60 sampai 79 persen cakupannya, kemudian yang risiko sedang ada 166 kabupaten/kota, dan yang risiko rendah itu ada 154 kabupaten/kota.

”Demikian juga untuk imunisasi suntikan (IPV), yang hijau hanya Yogyakarta di tahun 2020, demikian pula untuk kabupaten kota sebagian besar berisiko tinggi dan sangat tinggi,” lanjut dr Prima.

“Tahun 2021 dilakukan peningkatan capaian imunisasi IPV, sudah ada yang berisiko sedang di beberapa provinsi. Demikian juga berdasarkan kabupaten kota sudah lebih banyak hijau dibandingkan dengan keadaan tahun 2020,” ujarnya.

”Di tahun ini kalau kita lihat sampai dengan bulan Oktober capaian sudah lebih baik. Kita lihat sudah lebih banyak daerah yang berisiko sedang dan berisiko rendah,” jelasnya lagi.

Berita Lainnya

Berita Terbaru