Jakarta (buseronline.com) – Bareskrim Polri menggagalkan peredaran 10,2 ton sabu yang dikendalikan oleh sindikat narkoba jaringan FP. FP disebut-sebut merupakan gembong narkoba terbesar di Indonesia.
Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada mengatakan inisial FP alias Miming masih berstatus daftar pencarian orang (DPO). FP sendiri memiliki segudang nama samaran di perangkat komunikasinya.
“Sekarang (FP) masih DPO ada di Thailand, yaitu atas nama FP alias Miming dengan nama samaran di komunikasinya the secret, cassanova, air bag, dan mojopahit,” kata Wahyu kepada wartawan.
Wahyu mengatakan kasus ini terungkap atas join operation yang melibatkan kepolisian lintas negara serta badan narkotika Amerika Serikat (Drug Enforcement Administration/DEA).
“Kita lakukan dalam bentuk join operation yang dilakukan juga dengan rekan-rekan kita dari Royal Thailand Police dan Royal Malaysia Police juga dengan US-DEA dan dengan rekan-rekan kita di Indonesia dengan Imigrasi, dengan PPATK, Bea Cukai, dan Ditjen Pas,” papar Wahyu.
Dalam kasus ini, Bareskrim Polri dan jajaran menangkap 39 orang tersangka. Para tersangka ditangkap sejak periode Mei 2023. Sejak 2020 sampai dengan 2023 terdapat 408 laporan polisi dengan 884 tersangka yang sudah ditangkap, yang keseluruhannya pun terkait dengan FP.
Jumlah barang bukti yang diamankan sejak pengungkapan kasus ini sejak 2020 berupa 10,2 ton sabu, 116,346 ribu butir ekstasi, 13 unit kendaraan, 4 bangunan, dan sejumlah uang di ratusan rekening.
Sementara, Direktur Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Mukti Juharsa mengungkap FP ini mengendalikan jaringannya dari Thailand.
Untuk mengelabui aparat, FP memiliki banyak nama inisial. “Namanya inisial FP alias Miming, The Secret, Cassanova, Air Bag dan Mojopahit,” katanya.
Ia melanjutkan FP menjadi target operasi Polri. Dia diburu sejak 2014 silam. Polri menduga FP telah melakukan operasi plastik supaya tak dikenali. FP juga mengubah jati dirinya supaya tak ditangkap polisi.
“Ya ada kemungkinan dia mengubah wajah, muka ya. Ya mau operasi plastik kita nggak tahu, dia mengubah identitas diri,” katanya.
FP merupakan seorang warga negara Indonesia (WNI). FP berasal dari Kalimantan Selatan. (R)