26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

BKKBN Jawa Timur Dorong Pelaksanaan Program Dashat

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Gresik (buseronline.com) – Kurangnya akses dan pengetahuan terhadap gizi disinyalir menjadi salah satu penyebab masih cukup tingginya angka stunting.

BKKBN Jawa Timur berupaya melakukan upaya intervensi salah satunya melalui Fasilitasi Pengembangan Dapur Sehat Atasi Stunting atau Dashat, dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Gresik.

Pertemuan ini diikuti TP PKK, Penyuluh KB Kader Kampung KB serta warga setempat yang merupakan keluarga beresiko stunting.

Hadir dalam pertemuan tersebut, Ketua Pokja IV TP PKK Kabupaten Gresik Idatul Ifa Amd Kes SH, Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk BKKBN Jawa Timur Uni Hidayati ST MM, Kepala Dinas KBPPPA Kabupaten Gresik dr Titik Ernawati MH dan Dwi Juliaty SGz dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi).

Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) adalah program BKKBN dalam upaya percepatan penurunan stunting berbasis pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di Kampung KB melalui pemenuhan gizi seimbang keluarga risiko stunting.

Mengoptimalkan sumberdaya bahan pangan lokal, Program Dashat telah dimulai sejak 2021 lalu dan banyak didukung berbagai Kementerian Lembaga, Dunia Usaha dan Perguruan Tinggi.

“Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Gresik sudah turun ke angka 10,7%. Namun demikian, dalam berbagai kesempatan Bupati Gresik menyatakan pihaknya bersama jajaran Pemkab Gresik serta seluruh unsur masyarakat bertekad untuk menghilangkan stunting di Gresik atau atau Zero Stunting” ujar Titik Ernawati.

Di tempat yang sama Ketua Tim Kerja Pengendalian Penduduk (DALDUK) BKKBN Jawa Timur Uni Hidayati menjelaskan sasaran program Dashat adalah keluarga berisiko stunting yakni ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.

Ia menambahkan di wilayah Gresik hingga saat ini telah terbentuk 166 Kampung KB, sehingga program Dashat diharapkan segera terlaksana di setiap desa/kelurahan tersebut.

“Dalam program Dashat ada pembekalan tentang kebutuhan dan kandungan gizi, pengelolaan bahan makanan, penyediaan makanan, edukasi serta pendampingan hingga pemantauan perkembangan hasil intervensi yang sudah dilakukan. Harapannya dengan program ini membantu memenuhi kebutuhan gizi anak stunting serta keluarga risiko stunting disamping itu membantu mengedukasi keluarga untuk menyiapkan pangan sehat dan bergizi berbasis sumber daya lokal,” ujar Uni.

Menurut Ketua Tim Kerja, Dalduk, di beberapa daerah penyelenggaraan Dashat didukung melalui bantuan gotong royong oleh warga desa, optimalisasi Dana Desa, Program BAAS (Bapak Asuh Anak Stunting) maupun bantuan CSR yang memberikan makanan jadi untuk didistribusikan oleh Kader sekaligus memberikan edukasi pada keluarga risiko stunting. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru