26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Pemko Tebingtinggi Serahkan Bantuan Susu Melalui Program BAAS

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Tebingtinggi (buseronline.com) – Sebagai salah satu upaya mencegah stunting, Pemko Tebingtinggi melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) menyerahkan bantuan berupa susu kepada anak stunting dan keluarga resiko stunting melalui program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), di Gedung Hj Sawiyah, Jalan Sutomo.

Hadir pada kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Tebingtinggi Drs Syarmadani MSi bersama Kapolres Tebingtinggi AKBP Andreas Luhut Jaya Tampubolon, Wakil Ketua I DPRD Tebingtinggi H Muhammad Azwar.

“Bantuan susu yang diberikan agar dikonsumsi, tidak diperuntukkan buat yang lainnya (semisal dijual), mengingat hal ini untuk kebaikan tumbuh kembang anak,” kata Syarmadani.

Selanjutnya, stunting tidak semata-mata permasalahan kurang nutrisi atau kurang gizi. Namun, stunting ini juga banyak terkait dengan sakit atau infeksi.

“Bila anak-anak sakit atau alami infeksi bawa ke fasilitas kesehatan untuk berobat,” ujarnya.

Melalui program BAAS ini, ia mengucapkan terima kasih Forkopimda, OPD dan semua pihak yang telah berperan serta. Kiranya Tebingtinggi mampu mengatasi masalah stunting dan mencapai target nasional di bawah 14 persen.

Dalam laporannya, Kepala Dinas PPKB Nina Zahara MZ mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, Peraturan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2021 dan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 01.07/Menkes/1928/2022.

Program BAAS dan keluarga resiko stunting bertujuan sebagai upaya untuk menurunkan kasus stunting.

Adapun bentuk bantuan yang diberikan berupa susu kepada 66 balita stunting dengan kriteria gizi buruk, gizi kurang, sanitasi kurang dan ekonomi kurang dan masing-masing mendapatkan 10 kotak setiap bulannya selama 6 bulan.

“Bantuan diberikan juga kepada keluarga resiko stunting (ibu hamil) kurang energi kronik dengan resiko tinggi berjumlah 20 ibu hamil, masing masing 8 kotak setiap bulannya selama 6 bulan,” ungkap Nina. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru