25 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Siswa Difabel Semarang Senam CTPS Bareng Pj Ketua TP PKK Jawa Tengah

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Semarang (buseronline.com) – Pj Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana memeragakan senam cuci tangan, bersama siswa berkebutuhan khusus SLBN Semarang.

Pj Ketua TP PKK Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana mengapresiasi kegiatan itu. Ia menyebut, meski dalam keterbatasan, anak-anak tetap semangat dan mau menjaga pola hidup sehat.

Shinta mengatakan, secara klinis Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), dapat mengeliminasi berbagai bakteri maupun virus, yang menyebabkan penyakit. Seperti diare, cacingan, infeksi saluran pernapasan akut, sampai Covid-19.

“Dengan gerakan CTPS di sekolah yang menjadi kebiasaan, harapannya di rumah juga diterapkan,” ujarnya,

Selain itu, ia juga mendorong agar kesadaran mencuci tangan dapat membudaya. Berdasarkan survei Badan Pusat Statistik, jumlah rumah tangga yang mempunyai sarana CTPS semakin meningkat.

Pada 2020 angkanya mencapai 84,42 persen, 2021 sebesar 85,81 persen, dan 2022 meningkat jadi 86,65 persen.

“Harapannya, kegiatan peringatan CTPS yang diadakan setiap tahun ini, tidak hanya seremonial tapi jadi kebiasaan. Budayakan enam langkah cuci tangan pakai sabun, agar terhindar dari penyakit. Yuk, jangan lupa cuci tangan pakai sabun, agar kuman-kuman kabur,” pintanya.

Pantauan di lokasi, tampak tangan Luthfi erat memegang baju Michael. Dua orang siswa berkebutuhan khusus SLBN Semarang itu, tampak berbaris menunggu giliran naik panggung.

Saat tiba gilirannya, Michael maju perlahan menuntun Lutfhi naik podium, memeragakan senam cuci tangan, bersama Pj Ketua TP PKK Provinsi Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana.

Di atas panggung, Michael, Lutfhi, dan sejawat yang menjadi Duta CTPS, luwes memeragakan senam cuci tangan. Mulai dari menggosok kedua tangan, punggung tangan, sela jari, sisi jari dalam, jempol, hingga ujung jari tangan.

Bagi Michael, CTPS bukan gerakan yang asing. Sejak pandemi Covid-19 gerakan itu sudah mereka hapal di luar kepala. Bahkan kegiatan itu dilakukan berulang-ulang, sebelum dan sesudah melakukan aktivitas apapun.

“Dulu pas virus corona sering sekali, sebelum kegiatan pasti cuci tangan. Sekarang berkurang, bisa dihitung kalau sekarang. Tapi kami masih tetap cuci tangan,” ujar Michael, siswa kelas 8 SLBN Semarang.

Hal serupa diungkapkan Lutfhi. Meskipun penglihatannya terganggu, siswa kelas 5 itu mengaku tetap cuci tangan.

“Gunanya ya untuk menghilangkan bakteri dan kuman-kuman. Makannya sering cuci tangan pakai sabun,” urainya.

Sebagai informasi, dalam kesempatan itu juga diserahkan paket Gemar Makan Ikan (Gemarikan) dari Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Tengah kepada para siswa. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru