Medan (buseronline.com) – Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi mengajak Pejabat Utama (PJU) dan seluruh kapolres menyambangi rumah eks Kapolri Jenderal (Purn) Hoegeng di Jalan A Rivai Medan.
Saat itu, Agung turut mengingatkan soal karakter hebat seperti yang dimiliki oleh Hoegeng. “Kita harus jujur, sederhana, berkarakter dan pemberani,” katanya.
Jenderal bintang dua itu meminta seluruh personel untuk menunjukkan bahwa polisi memiliki ketegasan dan sosok pengayom bagi masyarakat. Sehingga, masyarakat melihat personel yang tengah memakai seragam Polri meyakini bahwa polisi adalah sosok idaman.
“Baju ini memerlukan kita untuk mampu menunjukan ketegasan polisi itu ada. Kita harus jujur, apa yang kita omongkan ke publik itu apa adanya, dan publik bisa merasakan bagaimana anggota kita yang patroli, sambang, mengatur jalan, dan banyak kegiatan lain. Semua harus melihat bahwa ketika berseragam ini, maka yang ada dalam benaknya adalah sosok itu (polisi), sosok idaman. Kita polisi harus menjadi panutan, orang yang paling paham tentang aturan,” ujarnya.
“Kita ingin menghasilkan sosok Polisi yang jadi idaman,” jelasnya.
Agung mengucapkan terima kasih karena sudah diberi kesempatan untuk melihat rumah Hoegeng itu. Menurutnya, hal itu adalah sebuah momen berharga.
“Saya ucapkan terima kasih, kita sedikit bernostalgia di sini, saya rasa ini hal yang monumental, mungkin tidak bisa asal masuk ke sini, harus izin dulu,” ujarnya.
Putra Jenderal (Purn) Hoegeng Aditya S Hoegeng juga turut hadir dalam acara tersebut. Dia turut menceritakan soal sosok ayahnya.
Aditya mengatakan ayahnya adalah sosok yang sangat disiplin. Oleh karena ini, semua anak-anaknya juga diajarkan untuk disiplin.
Dia juga mengingat soal ayahnya yang melarang mereka untuk menggunakan fasilitas dinas untuk kepentingan pribadi. Aditya turut menceritakan saat dirinya memakai mobil dinas ayahnya untuk pergi ke rumah temannya.
“Tolong kamu mengerti ya, mobil yang kamu pakai itu, bensin yang bayar negara, mobil itu mobil dinas. Saya malu, itu mobil bensin yang bayar negara. Ingat itu, jangan diulangi lagi,” ujar Aditya mengulangi perkataan ayahnya. (R)