Berastagi (buseronline.com) – Relawan Arus Ganjar Sumut mengunjungi Pasar Buah Berastagi, Kabupaten Karo, Provinsi Sumut.
Kunjungan tersebut guna menyampaikan program kerja paslon presiden-wakil presiden nomor urut 03, Ganjar-Mahfud sembari membagikan baju kaos dan celemek bergambarkan wajah Ganjar-Mahfud.
Namun siapa menduga, kunjungan Relawan Arus Ganjar disambut sejumlah pedagang dan pengunjung sembari meneriakkan Ganjar Presiden di Pasar Buah tersebut. “Ganjar Presiden Indonesia, menang-menang,” kata puluhan pedagang.
Rita, salah satu pembeli sangat simpatik dengan paslon Ganjar-Mahfud. Bahkan ia meyakini Indonesia pasti akan maju dan unggul di kepemimpinan Ganjar-Mahfud ke depannya.
Tampak hadir Pembina Relawan Arus Ganjar Dr Hj Fitriani Manurung MPd, Ketua Relawan Arus Ganjar Sumut Ir Romi HS, Jasmaini, Frans Saut Lumbantobing, dan Rafika juga menyambut antusias sejumlah Gen Z sembari membagikan kaos dan menjelaskan program kerja dari Ganjar-Mahfud di lokasi yang sama.
Penyampaian program kerja Ganjar-Mahfud juga disampaikan relawan terhadap pedagang Pasar Buah Berastagi.
Fitriani mendorong kaum emak-emak khususnya agar berperan aktif dalam Pemilu 2024. Jangan ragu-ragu untuk memilih Ganjar-Mahfud pada 14 Februari 2024 mendatang.
Menurutnya, peran serta emak-emak yang menjadi sangat penting dalam menentukan nasib bangsa di masa depan. Apalagi menurutnya, jumlah pemilih emak-emak di Provinsi Sumut sangat besar.
“Kami akan terus mendorong perempuan Indonesia untuk terlibat aktif menyukseskan Pemilu 2024. Apalagi emak-emak ini diketahui cukup banyak jumlahnya,” katanya.
Politisi PDIP Medan ini menegaskan, perlu komunikasi yang tepat kepada kaum emak-emak untuk memberikan pemahaman tentang pemilu dan politik secara umum. Dengan pemahaman yang benar, pihaknya meyakini perempuan Indonesia bersedia turut andil dalam bagian pesta demokrasi mendatang.
Ia pun berharap banyak kaum emak-emak tidak ragu lagi untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan Pemilu 2024.
Misalnya, dengan bergabung menjadi kader partai politik, menjadi peserta pemilu, menjadi bagian dari penyelenggara pemilu, atau sebagainya.
“Saya yakin kaum perempuan akan melihat. Tapi kalau kita tidak pernah memberi ruang kepada kaum perempuan mereka makin jauh, cuek, tidak peduli, tidak tahu, dan tidak mau tahu tentang politik,” jelasnya. (P3)