26 C
Medan
Selasa, November 26, 2024

Irjen Kemendagri: Atasi Permasalahan Harga Bahan Pokok Tanggungjawab Bersama

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Tebingtinggi (buseronline.com) – Pj Wali Kota Tebingtinggi Drs Syarmadani bersama stakeholder terkait mengikuti secara virtual Rapat Koordinasi (rakor) Pengendalian Inflasi Daerah, di Ruang Kerja Lantai IV Gedung Balai Kota, Jalan Sutomo.

Rakor dipimpin langsung Inspektur Jenderal (Irjen) Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) RI Tomsi Tohir dan diikuti Gubernur se-Indonesia, Bupati/ Wali Kota se Indonesia, Forkopimda dan TPID di daerah masing-masing.

Irjen Kemendagri Tomsi Tohir menyampaikan, pada bulan Ramadan agar seluruh stakeholders berusaha keras agar dapat mengatasi permasalahan-permasalahan harga dan distribusi bahan-bahan pokok penting.

Selanjutnya Irjen Kemendagri RI menyampaikan mengenai kondisi inflasi provinsi dan kabupaten/ kota pada Februari 2024.

“Selain daripada sepuluh tertinggi ini juga masih banyak provinsi/ kabupaten/ kota yang di atas rata-rata nasional. Kami berharap bisa menjadi perhatian semua pihak,” harap Irjen Kemendagri RI.

Sementara, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik Pudji Ismartini menyampaikan, berdasarkan tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-1 Maret 2024 pada kelompok makanan, minuman dan tembakau 2021-2024 (m-to-m,%), pada Februari 2024, kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami inflasi sebesar 1,00 persen hingga menyumbang andil inflasi sebesar 0,29 persen yang merupakan andil terbesar dibandingkan kelompok lainnya.

Komoditas yang paling dominan, tambahnya, memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan minyak goreng.

Adapun beberapa komoditas lainnya seperti bawang merah, tomat dan cabai rawit menyumbang andil deflasi.

Dirinya mengutarakan beras penyumbang andil inflasi terbesar baik secara bulanan maupun tahunan.

Disampaikan Pudji Ismartini, harga pangan bergejolak (Volatile Food)-khususnya pada produk hortikultura cabai merah dan cabai rawit) dan peternakan (telur ayam ras dan daging ayam ras) perlu dipantau, mengingat kemungkinan potensi inflasi dari komoditas tersebut.

Terakhir disampaikannya, untuk komoditas beras berangsur mulai terkendali dengan masuknya masa panen di beberapa sentra produksi. Di Minggu pertama Maret, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga beras semakin berkurang. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru