30 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Beasiswa Nongelar Micro Credential Dorong Transformasi Pendidikan dengan Peningkatan Kompetensi Guru

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK), Kemendikbudristek RI menyelenggarakan webinar SAPA GTK yang saat ini memasuki episode ke-19. Program Sapa GTK merupakan agenda webinar yang ditujukan untuk membahas isu-isu terkini terkait program utama maupun pendukung di lingkungan Ditjen GTK.

Episode kali ini membahas topik “Peluang dan Dampak Nyata Program Beasiswa Nongelar Micro Credential Melalui Dana LPDP Ditjen GTK” dan ditayangkan langsung di YouTube Ditjen GTK Kemdikbud RI. Adapun narasumber yang berpartisipasi dalam agenda ini adalah Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Nunuk Suryani, Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat, Santi Ambarrukmi, Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Didin Nuruddin Hidayat dan Penanggung Jawab Program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Ditjen GTK Nissa Afriliana.

Melalui program ini, Ditjen GTK membuka kesempatan bagi guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia untuk mengikuti beasiswa nongelar micro credential. Tak hanya itu, guru dan tenaga kependidikan juga dapat mengetahui informasi penting dari program, seperti tata cara pendaftaran, kebermanfaatan beasiswa micro credential bagi guru. Selain itu, juga ada cerita pengalaman dari lulusan program beasiswa micro credential sebelumnya.

Santi Ambarrukmi menyampaikan bahwa program beasiswa nongelar ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) dalam memberikan layanan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan kebijakan Merdeka Belajar.

Program yang bekerja sama dengan LPDP ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2021 dan telah diikuti oleh guru pada tingkat PAUD hingga SMA, termasuk SMK dan SLB. Adapun perguruan tinggi terbaik yang telah menjadi mitra dalam program ini, di antaranya Monash University, Columbia University, Ohio State University, Harvard University, dan masih banyak lagi.

“Selama program ini berlangsung, para guru mendapatkan pelatihan jangka pendek dengan topik materi yang sangat teknis dan spesifik, yakni bidang keilmuan yang sangat dibutuhkan untuk percepatan transformasi pendidik dalam Merdeka Belajar, seperti literasi dan numerasi,” ungkap Santi.

Dirjen GTK, Nunuk Suryani, menegaskan bahwa tujuan kerja sama program beasiswa nongelar dengan universitas terbaik dunia adalah agar para guru dan tenaga kependidikan mendapatkan materi terbaik yang diberikan oleh pakar di bidang masing-masing dengan standar internasional. Dengan begitu, para peserta akan mendapatkan pengalaman belajar dan mengajar yang dapat dikembangkan dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah atau instansinya masing-masing.

“Kami mengajak para guru dan tenaga kependidikan di penjuru Indonesia untuk mengikuti program ini dan memiliki komitmen yang besar dalam menjalankan program sampai selesai,” ungkap Dirjen Nunuk.

Dalam kesempatan tersebut, Dirjen Nunuk juga mengucapkan terima kasih kepada LPDP atas kerja sama yang baik dengan Kemendikbudristek sehingga beasiswa micro credential ini tetap dapat dilanjutkan. “Apresiasi dan terima kasih yang tak terhingga juga kami sampaikan kepada perguruan tinggi yang mendukung program ini, baik dari dalam maupun luar negeri, baik yang baru bermitra dengan kami tahun ini ataupun tahun-tahun sebelumnya ini,” tuturnya.

SAPA GTK Episode 19 juga menghadirkan Nissa Afriliana sebagai Penanggung Jawab Program Beasiswa LPDP Ditjen GTK. Ia menyampaikan tentang penjelasan program dan manfaat program beasiswa nongelar micro credential, informasi perguruan tinggi penyelenggara, syarat peserta yang dapat mengikuti, linimasa pendidikan, dan alur program.

Adapun kiat sukses meraih beasiswa micro credential menurut Nissa yaitu persyaratan dan kriteria harus diperhatikan dan disiapkan dari sekarang, misalnya seperti persiapan bahasa Inggris, pada saat memilih program, sebaiknya mengetahui informasi awal atau ilmu dasar dari bidang ilmu yang akan diambil dan selama program, harus bisa menunjukkan komitmen agar mengikuti program beasiswa sampai selesai.

Selain itu, Guru Besar Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Didin Nuruddin Hidayat menyampaikan tentang pentingnya sertifikasi bahasa bagi guru dan tenaga kependidikan, serta tips dan trik untuk mendapatkan sertifikasi bahasa. Ia pun mengajak para guru dan tenaga kependidikan mengikuti program tersebut. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru