Berlin (buseronline.com) – Angklung Orchestra Berlin (AOB) menggelar lokakarya angklung di Rumah Budaya Indonesia Berlin. Lokakarya ini tidak hanya mengundang antusias warga negara Indonesia yang berdomisili di Berlin tapi juga warga negara asing lainnya seperti India, Argentina, dan Jerman.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Berlin Roniyus Marjunus mengapresiasi atas kegiatan ini. Roniyus yang turut bermain angklung bersama para peserta & seniman lainnya juga memberikan dukungan penuh atas upaya memperkenalkan budaya Indonesia di tengah-tengah masyarakat Berlin.
“Saya harap dengan adanya lokakarya seperti ini dapat terus menjaring warga negara asing yang ada di Berlin untuk terus mengulik budaya Indonesia,” katanya di hadapan sekitar 30 orang pengunjung yang hadir.
Pada kesempatan yang sama, instruktur Angklung Orchestra Berlin, Art Jannik Starkarat atau kerap disapa Aei Jei, memberikan penjelasan mendalam tentang teknik bermain angklung.
Ia menekankan bahwa meskipun angklung terlihat sederhana, setiap instrumen menghasilkan satu nada yang penting dalam pembentukan harmoni musik.
“Maka dari itu, bermain Angklung harus melibatkan banyak orang agar menghasilkan komposisi musik yang bagus,” ungkapnya.
Aei Jei juga mengajarkan peserta lokakarya berbagai teknik menggoyangkan angklung untuk menghasilkan melodi yang beragam.
Setelah pemahaman dasar, sesi selanjutnya adalah membawa peserta untuk memainkan lagu ikonik “My Heart Will Go On” yang dinyanyikan oleh Celine Dion dalam film Titanic.
Awalnya, para peserta keheranan bagaimana Angklung dapat memainkan lagu tersebut. Namun, dengan bimbingan dari Aei Jei, Angklung-angklung tersebut berbunyi serasi, menciptakan melodi yang akrab di telinga para peserta.
Peserta terlihat kagum menyadari bahwa meskipun satu angklung hanya menghasilkan satu nada, namun ketika dimainkan bersama-sama, harmoni yang indah tercipta.
Chetan Agarwal, warga India, menyatakan kegembiraannya atas pengalaman bermain angklung. “Saya harap bisa memainkannya lebih lama,” ucapnya.
Tidak hanya Chetan, Leonord, seorang mahasiswi asal Argentina yang sedang belajar seni dan musik di Berlin, juga merasakan hal yang sama. “Saya sangat menikmati saat bermain angklung,” ucapnya.
Tujuan utama dari lokakarya angklung oleh AOB ini adalah untuk menjaring peserta yang tertarik dalam memainkan alat musik tradisional Indonesia ini.
“Harapannya para peserta bisa bergabung dengan AOB dan turut serta dalam meramaikan Rumah Budaya Indonesia,” ungkap Aei Jei.
Lokakarya Angklung oleh AOB adalah rangkaian terakhir dari acara “Ab ins B!” yang diselenggarakan di Kota Berlin.
Sebelumnya, grup Gamelan Jawa Lindhu Raras juga turut serta memberikan lokakarya Gamelan Jawa. Kedua grup musik tradisional ini terbilang sukses menjaring minat dan ketertarikan warga negara asing di Berlin untuk belajar kebudayaan Indonesia.
Warga negara lokal Jerman dan internasional acap kali mengajukan pertanyaan-pertanyaan kapan dan adakah pelatihan lebih lanjut untuk kedua alat musik itu. Seusai lokakarya beberapa pengunjung berminat untuk bergabung dengan AOB dan berlatih angklung setiap hari Minggu.
Tentu ketertarikan tersebut perlu diperhatikan dan dijaga. Pasalnya, hal ini menjadi kesempatan untuk menanamkan rasa kecintaan terhadap Indonesia kepada warga negara asing.
Dalam jangka panjang, harapannya dapat melahirkan Indonesianis-indonesianis yang baru serta menjadi ujung tombak diplomasi kebudayaan di Jerman. (R)