25 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

NTP di 22 Provinsi Alami Kenaikan, Subsektor Hortikultura dan Tanaman Pangan Berkontribusi Besar

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Nilai Tukar Petani (NTP) di 22 provinsi mengalami kenaikan tinggi. Sedangkan peningkatan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) terjadi di 25 provinsi.

“Sebanyak 22 provinsi mengalami kenaikan NTP dengan kenaikan tertingginya berada di provinsi Nusa Tenggara Barat (2,26 persen). Dengan grafik yang sama, kita bisa melihat bagaimana sebaran NTUP di 25 provinsi yang juga mengalami kenaikan. Kenaikan tertingginya berada di Provinsi Jawa Timur (2,73 persen),” kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono saat menyampaikan laporan BPS dalam siaran resmi berita statistik yang digelar melalui video conference.

”NTP pada Desember 2022 mencapai 109,00 atau mengalami kenaikan tinggi sebesar 1,11 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya,” lanjutnya.

Peningkatan NTP terjadi karena indeks harga yang diterima petani (it) naik 1,83 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani (ib) 0,72 persen. Sementara indeks harga yang diterima petani naik 5,28 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks harga yang dibayar petani 0,67 persen.

Secara umum, kata Margo, seluruh sektor pertanian mengalami kenaikan dan berpengaruh terhadap kesejahteraan petani Indonesia. Secara rinci, subsektor hortikultura naik paling tinggi dengan angka 4,58 persen, disusul tanaman pangan 1,27 persen, peternakan 0,51 persen dan tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,10 persen.

”Komoditas yang menyumbang peningkatan NTP adalah beras dan cabai rawit,” jelasnya.

Margo menyampaikan bahwa terjadi kenaikan harga gabah baik di tingkat petani, eceran, grosir, maupun penggilingan. Kenaikan ini secara tidak langsung telah berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani di sejumlah daerah.

Harga gabah di tingkat petani pada bulan Desember 2022 meningkat sebesar 4,20 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month to month/M-to-M) dan 17,83 persen dibanding bulan yang sama tahun lalu (year on year/Y-on-Y).

Sedangkan untuk harga beras eceran pada bulan Desember meningkat 2,30 persen (MtoM) dan 6,23 persen (Y-on-Y). Selama Desember, harga gabah di tingkat petani mencapai Rp5.624,00 per kg dan di tingkat penggilingan sebesar Rp5.748,00 per kg.

Mengenai hal ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bersyukur atas kondisi harga gabah di tingkat petani yang semakin baik sehingga memberi dampak terhadap naiknya kesejahteraan petani.

Syahrul pun meminta Perum Bulog untuk dapat menyerap gabah petani secara maksimal pada saat panen raya nanti. Harapannya, pendapatan petani dapat dijaga bersama bahkan saat produksi melimpah di masa panen raya.

“Saya bersyukur kesejahteraan petani bertumbuh terus positif, utamanya harga gabah yang baik dan memberi dampak bagi kesejahteraan. Karena itu saya meminta momentum ini dijaga hingga panen raya tiba. Jangan rusak kebahagiaan petani dengan menerima harga yang tidak layak,” jelasnya.

Berita Lainnya

Berita Terbaru