26 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

BKKBN Sumut Koordinasi Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Pemerintah terus melakukan berbagai upaya menurunkan jumlah stunting agar tidak lahir stunting-stunting baru. Salah satu kegiatan yang sangat strategis dilakukan adalah “Intervensi Serentak Pencegahan Stunting”.

Dalam upaya tersebut, BKKBN Provinsi Sumut melaksanakan kegiatan “Koordinasi dan Advokasi Gerakan Intervensi Serentak Percepatan Penurunan Stunting” di Sumut bersama bupati, wali kota dan jajarannya.

Hal itu dikatakan Humas BKKBN Perwakilan Sumut Rodhy Rangkuti kepada wartawan di Medan. Ia menyampaikan kegiatan koordinasi dan advokasi gerakan intervensi serentak percepatan penurunan stunting itu dilaksanakan di Sumut, Senin (3/6/2024).

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sunut Dr Munawar Ibrahim SKp MPH menyampaikan, persiapan langkah strategis untuk menurunkan angka stunting, yakni menggelar pertemuan rutin dengan stakeholder terkait.

“Kita akan melakukan langkah strategis dengan 33 kabupaten/kota dan rutin akan melakukan koordinasi sebagai tindak lanjut kegiatan,” ujarnya dihadapan Sekretaris Utama Tapvip Agus R yang sekaligus menjadi nara sumber pada pertemuan yang juga dihadiri mewakili Pemprov Sumut serta unsur Pemkab/Kota se Sumut.

Pemerintah Sumut, katanya terus memperkuat kapasitas petugas Posyandu, tentunya melalui pemberdayaan ini diharapkan berdampak langsung pada penurunan angka stunting.

Taviv Agus Rayanto yang menjadi nara sumber berjudul, “Akselerasi Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024” menyampaikan, Sumut menjadi penyangga penurunan stunting angka secara nasional. Oleh karena itu diharapkannya, perlu kerja keras seluruh elemen masyarakat di Sumut.

Menurutnya, agar stunting bisa turun kegiatan nyata harus betul-betul dilaksanakan diantaranya fokus kepada ibu hamil harus sehat agar anaknya lahir sehat dan tidak beresiko stunting. Kemudian anak-anak yang mudah dikoreksi stunting berusia 2 tahun, itu harus diperhatikan kebutuhannya dangan baik.

Percepatan penurunan stunting harus dilakukan melalui kerjasama multisektor. Salah satu kegiatan yang sangat strategis dilakukan adalah Intervensi “Serentak Pencegahan Stunting” seperti yang dilakukan saat ini dan telah menjadi serentak dilaksanakan secara nasional.

Disampaikannya, tujuan Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024 diantaranya untuk memastikan penurunan stunting di Indonesia mencapai target 14 persen, dengan akselerasi jangka pendek karena di bulan Oktober itu adalah 14 persen, padahal hasil SKI 21,5 persen, berarti untuk mampu menuju kesana kita harus menurunkan 7,5 persen pertahun.

Kedua, untuk mengakurasi angka stunting di Indonesia yang sebelumnya diukur berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI). Pengukuran ulang tersebut perlu dilakukan lantaran usul dari sejumlah kepala daerah, karena adanya perbedaan data antara data Elektronik Pencatatan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) dan SKI.

Dalam rangka mewujudkan upaya percepatan penurunan stunting dijelaskan Munawar Ibrahim, mencakup intervensi spesifik dan intervensi sensitif yang dilaksanakan secara konvergen, holistik, integratif dan berkualitas melalui kerjasama multisektor antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota.

Intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar persoalan kesehatan, yakni terbagi menjadi 4 jenis yaitu: penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi.

Intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.

Intervensi gizi spesifik, yaitu: pemberian makanan tambahan bagi ibu Hamil dan balita Kurus, tablet tambah darah bagi remaja, WUS, dan Ibu Hamil, promosi dan konseling menyusui, promosi dan konseling pemberian makanan Bayi dan Anak (PMBA), tata laksana gizi buruk, pemantauan dan promosi pertumbuhan, suplementasi mikronutrien, pemeriksaan kehamilan & imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru