25 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Gubernur Sumut Minta Semua Orang Tidak Mendiskriminasi Anak Difabel

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) Gubernur Sumut Edy Rahmayadi dan Ketua TP PKK Sumut Nawal Lubis menonton film Tegar bersama anak-anak difabel.

“Saya sampaikan kepada seluruh orang-orang dewasa dan orang tua, jangan pernah membedakan (anak difabel), apapun kondisinya,” kata Gubernur Edy Rahmayadi usai menonton film Tegar di Cinepolis Sun Plaza, Jalan Diponegoro, Medan.

Edy juga berpesan pada orang tua jangan menyesal memiliki anak-anak yang diamanahkan Tuhan kepada mereka. Menurutnya, hal itu merupakan kehendak Tuhan.

“Kita ini umat Tuhan, Tuhan menciptakan kita beragam-ragam, tapi pasti ada tujuan Tuhan, maka dari itu kita harus selalu saling bermanfaat dan saling mengasihi,” katanya.

Selain itu, Edy meminta orang tua dengan anak difabel untuk terus bersemangat dan tidak berhenti menyayangi anak-anaknya.

“Jangan pernah berhenti menyayangi anak-anak ini, apapun beratnya hadapi ini semua, sayangi dia jauh lebih dari anda menyayangi diri sendiri,” kata Edy.

Tidak hanya itu, Edy mengharapkan film Tegar dapat menginspirasi anak difabel dan masyarakat. “Semoga film ini dapat memberi inspirasi pada anak-anak kita agar bersemangat seperti Tegar,” katanya.

Sementara itu, Ketua TP PKK Nawal Lubis berharap orang tua terus memperhatikan tumbuh kembang anak-anak karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Apalagi anak-anak dengan kebutuhan khusus.

“Anak-anak ini generasi penerus bangsa, ayo kita sama-sama memberi perhatian pada pertumbuhannya, generasi penerus ini haruslah kita jaga dan rawat,” kata Nawal.

Sementara itu, anak-anak difabel tampak sangat antusias dan senang menunggu film dimulai. Sewaktu film diputar pandangan anak-anak tersebut tak lepas dari layar. Mereka pun antusias menonton hingga akhir film.

Setelah film usai, tidak sedikit pula anak-anak yang ingin berfoto bersama dengan Edy Rahmayadi dan Nawal Lubis. Edy pun menyanggupi permintaan anak-anak yang ingin berfoto bersamanya.

Seperti diketahui, film satu setengah jam itu bercerita kisah seorang anak difabel bernama Tegar yang kurang mendapat kasih sayang orang tuanya.

Tegar seorang anak yang hanya memiliki satu kaki dan tanpa tangan. Ayahnya pergi meninggalkan Tegar, sementara ibunya sibuk bekerja. Tegar juga tidak diizinkan pergi ke sekolah oleh ibunya.

Suatu saat Tegar ingin mewujudkan mimpinya dan cita-citanya. Film tersebut berpesan bahwa anak-anak difabel berhak mendapatkan kesempatan yang sama dengan lainnya. Anak-anak difabel janganlah didiskriminasi.

Berita Lainnya

Berita Terbaru