25 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Kemenkes RI Gandeng Harrison AI untuk Integrasi Teknologi AI di Tiga Rumah Sakit Terkenal

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Harrison AI, perusahaan teknologi kesehatan dari Australia, untuk mengimplementasikan teknologi kecerdasan buatan (AI) di tiga rumah sakit besar di Indonesia. Penandatanganan MoU ini dilakukan di Kemenkes, Jakarta, pada 9 Juli 2024.

Kerja sama ini akan diterapkan di tiga institusi medis terkemuka yakni Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Prof Dr dr Mahar Mardjono Jakarta, Rumah Sakit Kanker Dharmais, dan Rumah Sakit Dr M Djamil Padang. Masing-masing rumah sakit akan menggunakan AI untuk berbagai aplikasi spesifik guna meningkatkan kualitas layanan kesehatan.

Di RSPON, AI akan dimanfaatkan untuk menganalisis CT Scan otak, dengan fokus utama pada deteksi penyakit saraf seperti stroke. Teknologi ini diharapkan dapat mempercepat dan meningkatkan akurasi diagnosis, serta mendukung dokter dalam merumuskan rencana perawatan yang lebih efektif.

Di Rumah Sakit Kanker Dharmais, AI akan diterapkan dalam analisis radiologi dan patologi anatomi untuk kanker. AI akan membantu dalam membaca gambar radiologi dengan lebih cepat dan akurat, sehingga memungkinkan penanganan kanker yang lebih dini dan lebih baik.
Ini juga akan membantu dalam meningkatkan efisiensi proses diagnosis dan penentuan stadium kanker.

Sementara itu, di Rumah Sakit Dr M Djamil Padang, AI akan digunakan untuk skrining tuberkulosis melalui teknik radiologi. Teknologi ini akan mempermudah deteksi awal tuberkulosis, yang diharapkan dapat meningkatkan angka keberhasilan pengobatan dan mengurangi penyebaran penyakit.

Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes RI dr Azhar Jaya menekankan bahwa perkembangan teknologi AI yang pesat memiliki potensi besar untuk merevolusi sistem layanan kesehatan.

AI dapat mengotomatisasi proses yang sebelumnya dilakukan secara manual, menawarkan kecepatan dan akurasi yang lebih tinggi. Ia juga menegaskan bahwa meskipun AI memberikan kontribusi signifikan, keahlian dan penilaian dokter tetap menjadi faktor utama dalam perawatan pasien.

Dimitry Tran, CEO Harrison AI menyatakan kebanggaannya atas kolaborasi ini dan menjelaskan bahwa AI akan berfungsi sebagai alat bantu yang meningkatkan efisiensi kerja para ahli radiologi.

Dengan pengalaman Harrison AI dalam menerapkan teknologi ini di berbagai negara seperti Australia, Inggris, Singapura, dan Hong Kong, diharapkan hasil uji klinis di Indonesia dapat menunjukkan manfaat serupa.

Kolaborasi ini juga mencakup peran Clinical Research Centre (CRC) Kemenkes yang mengelola unit-unit penelitian klinis di rumah sakit vertikal. CRC akan menjadi fasilitator utama bagi penelitian klinis terkait AI, memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan standar yang tinggi dan mematuhi regulasi yang ada.

Kemenkes berkomitmen untuk memperbanyak uji klinis guna memastikan bahwa penerapan AI berjalan dengan baik dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Jika uji klinis menunjukkan hasil yang positif, kerja sama dengan Harrison AI akan dilanjutkan untuk tahap-tahap berikutnya.

Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan bahwa teknologi AI dapat membawa perubahan signifikan dalam sistem layanan kesehatan di Indonesia, meningkatkan efisiensi, akurasi, dan kecepatan layanan medis untuk masyarakat. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru