26.7 C
Medan
Jumat, November 22, 2024

Mengenang Ipda Adi Sanata, Pahlawan Tsunami Aceh

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Inspektur Dua (Ipda) Adi Sanata Putra, lulusan Akademi Kepolisian tahun 2004, dikenang sebagai pahlawan yang rela berkorban untuk masyarakat. Ia gugur saat menyelamatkan warga ketika Tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004.

Kisah heroik Adi Sanata diabadikan di Museum Akpol, lengkap dengan kronologi peristiwa kepahlawanannya. Seragam terakhir yang ia kenakan juga dipajang sebagai bentuk penghormatan.

Dilansir dari Humas Polri, menurut catatan di Museum Akpol, Ipda Adi Sanata sebenarnya sudah ditempatkan di Polda Lampung. Ia mengambil cuti dan pulang ke kampung halamannya di Kecamatan Kuta Alam, Aceh pada 16 Desember 2004 dan dijadwalkan mulai bertugas kembali pada 4 Januari 2005.

Pada 26 Desember 2004, gempa dahsyat melanda Aceh. Ipda Adi Sanata langsung melaksanakan tugas kemanusiaan perdananya sebagai perwira lulusan Akpol.

“Ipda Adi Sanata tanpa memikirkan keselamatan dirinya memberikan pertolongan dari ancaman reruntuhan bangunan akibat gempa yang dahsyat. Ia mengambil kendali dan memimpin warga untuk menghindar dari kemungkinan cedera yang fatal,” demikian dikutip dari catatan Museum Akpol.

Ia mengumpulkan masyarakat ke lapangan sekitar dan menjemput warga yang masih berada di dalam rumah. Anggota Batalyon Tatag Trawang Tungga itu juga berkeliling mengecek lingkungan. Ia bahkan sempat kembali ke rumah untuk memakai seragam selam dan helm arung jeram saat mengecek keadaan di pinggir laut.

“Di tepi pantai, Ipda Adi Sanata melihat gelombang air laut yang besar menuju ke arah pesisir,” tulis Museum Akpol.

Ia langsung bergegas ke lapangan tempat warga berkumpul dan meminta mereka mencari tempat yang lebih tinggi. Saat air mulai datang, Adi sempat menggendong seorang anak untuk dibawa ke tempat aman.

“Saat terjadi gelombang tsunami, Ipda Adi Sanata dihantam oleh gelombang namun masih sempat membantu menaikkan anak-anak ke atas perahu serta mengulurkan tali kepada warga yang hanyut. Ia menempatkan batangan kayu besar yang hanyut untuk dijadikan pelampung bagi warga di tengah gelombang air,” jelas catatan di Museum Akpol.

Di tengah kemelut dan arus deras tsunami, sosok Ipda Adi Sanata perlahan hilang dan hanyut. Pada 2 Januari 2005, Ipda Adi Sanata ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan luka robek di kepala sebelah kanan tidak jauh dari tempat tinggalnya.

Jenazahnya baru bisa dievakuasi pada 3 Januari 2005 karena sulitnya medan. Ia dimakamkan di tanah kelahirannya di Sabang, Provinsi Aceh.

Ipda Adi Sanata Putra lahir di Sabang pada 15 Agustus 1983. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara pasangan A Jenata dan Aisyah. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru