25 C
Medan
Sabtu, November 23, 2024

Medan Alami Suhu Panas Ekstrem, BMKG Laporkan 105 Hotspot di Sumut

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Medan (buseronline.com) – Dalam beberapa hari terakhir (21-23 Juli 2024), Kota Medan mengalami suhu panas ekstrem. Kepala BMKG Wilayah 1 Medan Dr Hendro Nugroho ST MSi menyampaikan bahwa berdasarkan data pengamatan di Kantor BBMKG Wilayah 1 Medan, suhu maksimum tercatat 37.0°C pada tanggal 21 dan 22 Juli, serta 37.2°C pada tanggal 23 Juli.

“Pantauan citra radar pada tanggal 23 Juli 2024 menunjukkan tidak ada pertumbuhan awan dari pagi hingga malam. Berdasarkan pantauan udara atas, angin di lapisan 850-500 mb cukup kencang (1-22 knot) dan kelembapan udara cukup kering (9-88% RH),” katanya.

Selain itu, analisis pola angin pada tanggal 23 Juli 2024 pukul 07.00 WIB dan 19.00 WIB menunjukkan angin baratan yang cukup kuat dan bersifat divergen di wilayah Kota Medan.

Faktor-faktor ini menyebabkan sulitnya pertumbuhan awan di wilayah Kota Medan. Dengan berkurangnya tutupan awan, penyinaran matahari ke permukaan menjadi maksimal sehingga meningkatkan suhu udara pada siang hari.

Dalam beberapa hari ke depan, pola cuaca diperkirakan akan serupa. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap risiko kebakaran, mengurangi aktivitas di luar rumah, memperbanyak konsumsi air putih dan buah.

Karena cuaca bersifat dinamis, diharapkan masyarakat tetap memantau info prakiraan cuaca dari BMKG, yang dapat dimonitoring dan ditindaklanjuti oleh para kepala daerah, bupati, dan wali kota melalui koordinasi dengan BPBD setempat. Informasi dapat diikuti melalui media sosial: @infobmkgsumut, atau menghubungi Layanan Informasi Balai Besar MKG Wilayah I melalui call center 0821-6804-3653 atau email: bbmkg1@bmkg.go.id.

Pada hari yang sama, terdapat 105 titik panas (hotspot) yang terpantau di Sumut pada tanggal 23 Juli 2024, dengan rincian sebagai berikut: 3 titik di Humbang Hasundutan, 1 di Labuhanbatu Selatan, 7 di Labuhanbatu Utara, 1 di Mandailing Natal, 2 di Padanglawas Utara, 2 di Padanglawas, 1 di Pakpak Bharat, 3 di Serdang Bedagai, 6 di Tapanuli Selatan, 4 di Tapanuli Utara, 13 di Toba, 2 di Asahan, 4 di Dairi, 1 di Deliserdang, 6 di Karo, 35 di Labuhanbatu, 2 di Langkat, dan 12 di Samosir.

Hotspot yang terpantau kemungkinan disebabkan oleh curah hujan yang rendah dan suhu udara yang tinggi. “Hotspot lebih cenderung disebabkan oleh suhu tinggi, namun dapat dijadikan indikasi awal terjadinya karhutla,” ujarnya. (P3)

Berita Lainnya

Berita Terbaru