Jakarta (buseronline.com) – Kemendikbudristek RI Indonesia bekerja sama dengan mitra internasional untuk mengembangkan sebuah inovasi pendidikan baru berupa edugames yang bertujuan meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap perubahan iklim.
Edugames ini merupakan hasil kolaborasi antara PREDIKT, ChildFund Indonesia, dan sejumlah mitra internasional, termasuk Pemerintah Australia melalui program KONEKSI (Kolaborasi untuk Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi Australia dan Indonesia).
Perubahan iklim menjadi ancaman serius bagi anak-anak dan pemuda, yang rentan terhadap dampak negatif seperti kesehatan yang terganggu, pendidikan yang terhambat, serta masalah gizi dan kesejahteraan.
Edugames ini dikembangkan untuk membantu anak-anak memahami pentingnya menjaga lingkungan dan beradaptasi dengan perubahan iklim melalui pendekatan yang menyenangkan dan interaktif.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti yang juga Ketua Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana, menyambut baik inisiatif ini.
“Kami sangat mengapresiasi kolaborasi internasional ini yang tidak hanya memperkaya metode pendidikan kita tetapi juga memberikan solusi konkret untuk meningkatkan kesadaran anak-anak terhadap isu perubahan iklim,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.
Edugames ini dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Universitas Multimedia Nusantara (UMN), Universitas Nusa Cendana (UNDANA), Charles Darwin University Australia, Harkaway Primary School Australia, serta Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI).
Proyek yang dimulai pada Juli 2023 dan akan berakhir pada Agustus 2024 ini juga menyertakan partisipasi lebih dari 500 anak-anak dan 200 orang dewasa dari Indonesia dan Australia.
Prototipe edugames ini telah diuji coba di Jakarta, Kupang, dan Australia, dengan melibatkan anak-anak dari berbagai latar belakang, termasuk mereka yang memiliki disabilitas.
Hasilnya menunjukkan bahwa edugames ini mampu menarik minat dan meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap isu perubahan iklim.
Claudia, seorang anak dengan disabilitas netra dari Kupang, mengungkapkan kegembiraannya setelah mencoba permainan tersebut. “Bermain permainan ini menyenangkan dan saya belajar banyak tentang bagaimana membantu lingkungan,” ujarnya.
Sebagai puncak dari penelitian ini, PREDIKT akan menggelar workshop dan pameran bertajuk “GENERAKSI Edugames Journey Exhibition”.
Pameran ini akan menampilkan keseluruhan proses penelitian, mulai dari pengambilan data hingga pengembangan dan pengujian edugames di berbagai lokasi.
Melalui kolaborasi ini, Kemendikbudristek dan para mitra berharap edugames ini dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam membangun generasi muda yang lebih sadar dan siap menghadapi tantangan perubahan iklim di masa depan. (R)