28 C
Medan
Jumat, September 20, 2024

Sentuhan Kecil, Selamatkan Nyawa: Kemenkes Luncurkan Pelatihan BHD

Berita HariIni

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Jakarta (buseronline.com) – Indonesia, yang dikenal sebagai negara rawan bencana, baik alam, non-alam, maupun sosial, kini mendapat perhatian khusus dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.

Dalam upaya meningkatkan ketahanan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap situasi darurat medis, Kemenkes RI menyelenggarakan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) untuk masyarakat awam.

Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI, Dr Sumarjaya SKM MM MFP CFA menyatakan, setelah pandemi Covid-19, indeks risiko bencana cukup tinggi.

Ada 10 program prioritas Kemenkes melalui transformasi kesehatan, salah satunya pemberdayaan masyarakat. “Kami ingin masyarakat mampu menangani risiko bencana alam dan non-alam serta sosial,” katanya.

Pelatihan yang berlangsung di Menara Mega Syariah, Jakarta Selatan, pada 13 Agustus 2024, merupakan kegiatan pertama dari serangkaian pelatihan yang direncanakan.

Melalui pendekatan langsung (door to door), Sumarjaya berharap pelatihan ini dapat berkelanjutan dan menjangkau berbagai sektor, termasuk perusahaan, hotel, mal, dan kantor kementerian/lembaga lainnya.

Pentingnya keterampilan pertolongan pertama dalam situasi darurat medis menjadi fokus utama pelatihan ini.

Dr Sumarjaya mencontohkan tragedi Kanjuruhan pada 2022, di mana kurangnya pertolongan pertama memperburuk keadaan, dibandingkan dengan tragedi Itaewon di Seoul yang dihadapi dengan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) oleh banyak orang di sekitar korban.

Kejadian kematian pemain bulu tangkis China, Zhang Zhijie, juga menjadi pengingat pentingnya keterampilan ini.

Pelatihan Bantuan Hidup Dasar ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar kepada peserta dalam menangani keadaan darurat medis, seperti henti jantung mendadak, tersedak, dan pingsan.

Materi pelatihan mencakup teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP), penanganan saluran napas yang tersumbat, dan penggunaan Automated External Defibrillator (AED).

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif berkelanjutan Pusat Krisis Kesehatan untuk memperluas jangkauan pelatihan kesehatan di seluruh Indonesia.

Dengan melibatkan semua provinsi dan bekerja sama dengan 11 Regional Pusat Krisis Kesehatan, pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan komunitas dan memberikan dampak positif yang luas dalam konteks penanganan situasi darurat medis. (R)

Berita Lainnya

Berita Terbaru